Parlemen Indonesia Ajukan Proposal Penanganan Konflik Rusia-Ukraina

| Senin, 21/03/2022 17:09 WIB
Parlemen Indonesia Ajukan Proposal Penanganan Konflik Rusia-Ukraina Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus (foto: dpr)

RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua DPR RI, Lodewijk F. Paulus mengungkapkan, Parlemen Idonesia mengajukan proposal untuk dalam menangani konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina.

"Kita coba menawarkan itu. Yang intinya dengan cara-cara damai, dialog dan diplomasi. Kita bersama teman-teman yang dari Anggota IPU ini sudah sepakat, kita mengharapkan konflik ini tidak berlanjut," ujar Lodewijk saat menghadiri Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali 20-24 Maret 2022.

Lodewijk menjelaskan, penting bagi parlemen untuk mendorong bagaimana konflik-konflik yang terjadi di belahan dunia ini dihindari karena dampaknya sangat merugikan masyarakat dunia.

"Kita tahu bagaimana harga minyak dunia sudah mulai naik, kita rasakan juga berpengaruh pada kebutuhan bahan pokok kita. Nah itulah yang saya katakan agar konflik ini segera bisa kita akhiri dengan mengedepankan dialog," ungkapnya.

Lodewijk menuturkan, dalam konteks menjaga perdamaian, sikap DPR RI sudah tegas yaitu tidak memihak ke salah satu negara yang sedang berkonflik. Karena secara politik, tidak baik bagi Indonesia jika memihak kepada salah satu negara.

Sementara itu, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon mengatakan, pada pertemuan Asean+3, telah disepakati bahwasanya Parlemen Indonesia akan menjadi anggota komite yang akan men-drafting resolusi perdamaian Rusia-Ukraina.

"Kita (DPR RI) sponsor utama (emergency item Rusia-Ukraina). Kita yang membuat sponsor dan akan menawarkan ke parlemen dunia," ujar Fadli Zon.

Fadli menjelaskan, emergency item tersebut bisa menjadi solusi alternatif atas konflik Rusia-Ukraina. Memang, negara-negara di Eropa telah membuat suatu emergency item terkait agresi Rusia dan Belarusia terhadap Ukraina.

"Menurut kami itu bukan wilayah parlemen. Nah, untuk itu kita mengusulkan apa peran parlemen dalam penyelesaian konflik di Rusia dan ukraina. Jadi kita lebih mengarah kepada solusi," terangnya.

 

Tags : Parlemen Dunia , IPU 144

Berita Terkait