Pemuda dan Aktivis Literasi Lamongan Antusias Ikuti Diskusi `Literasi dan Kita`

| Sabtu, 12/10/2019 16:34 WIB
Pemuda dan Aktivis Literasi Lamongan Antusias Ikuti Diskusi `Literasi dan Kita` Aktivis literasi Lamongan, Billy Aries saat memandu diskusi di Kafe Barata (foto: istimewa)

LAMONGAN, RADARBANGSA.COM - PC PMII Lamongan bekerjasama dengan Komunitas Pustaka  Bergerak menggelar diskusi ‘Literasi dan Kita’ di Kafe Barata Lamongan, 10 Oktober 2019 lalu.

Dalam acara yang dihadiri 100 an anak muda ini, hadir sebagai narasumber, Ahmad Faris dari Pustaka Bergerak Lamongan, Suansudin Abdillah Ketua PMII Cabang Lamongan dan Iskandar dari pendamping desa Lamongan. Acara diskusi ini dipandu oleh Billy Ariez, tokoh muda Lamongan.

Sebagai moderator, Billy mengawali acara dengan MABURA (Maca Buku Rame Rame), setiap peserta dipersilahkan membaca buku yang dibawahnya masing-masing. Setelah itu moderator memanggil Sastrawan Lamongan, Mahrus Ali membacakan beberapa puisinya. Beberapa peserta diskusi akhirnya juga membacakan buku atau artikel. Seperti Riadus Solihin yang memabacakan artikel penolakan Eko Kurniawan terhadap sebauh penghargaan.

“Acaranya ‘Literasi dan Kita’ unik dan keren. Unik karena acara ini dimulai dengan membaca, setiap hadirin membawa buku dan alat membaca lainnya, kemudian dialog tentang literasi dimulai. Keren acara ini baru ditemukan di Lamongan. Melaui  kegiatan seperti ini, semoga menumbuhkan minat baca dan menulis masyarakat”. ujar Mahrus Ali

Serunya lagi, tambahnya, setelah kegiatan dilanjut dengan obrolan obrolan seputar Lamongan masa kini, tentang ekonomi, sosial, budaya dan perpolitikannya. Nambah lagi ilmu, nambah terus pengetahuan, nambah berkah umur karna silaturrahim tetap terjaga.

Perwakilan dari Pustaka Bergerak Indonesia, Fathan Faris Saputro sekaligus Founder Rumah Baca Api Literasi mengatakan saat ini, zaman pemakaian gadget semakin merajalela dan sinyal internet bisa didapatkan di berbagai tempat, anak-anak dan remaja jauh lebih suka bermain ponsel daripada membaca buku.

“Jika mereka pergi ke pusat perbelanjaan, mereka akan memilih pergi ke toko pakaian atau toko mainan, alih-alih ke toko buku. Jika mereka ada di rumah, mereka lebih senang menonton televisi atau YouTube dibanding melirik buku dalam lemari,” kata Faris.

Menurutnya, di Indonesia, televisi lebih berguna untuk menyiarkan sesuatu dibandingkan lewat buku. Padahal, banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari membaca buku. Tidak harus buku pelajaran atau ensiklopedia. Tetapi dari membaca novel atau buku cerita pun, anak dan remaja bisa mendapat informasi yang tidak didapat di buku pelajaran.

“Anak dan remaja juga bisa memetik pesan dari buku yang dibaca, seperti nilai moral dan pelajaran kehidupan. Ketika membaca buku, juga dapat memperkaya kosa kata, membuat mereka lebih fasih dalam berbicara. Kosa kata yang kaya akan berguna bila anak bercita-cita menjadi pembicara,” ujarnya.

Dengan menggunakan tagar #literasilamongan, moderator mengajak semua peserta yang datang untuk berbagi foto dan cerita kegiatan di IG, FB dan juga Twitter. Hal ini menambah semarak acara.

Hal senada juga disampaikan oleh peserta diskusi Literasi dan Kita, Riadus Solihin menyambut baik acara ini. Ia ingin acara serupa terus digalakkan sehingga budaya literasi di Lamongan semakin baik dan maju.

“Dengan acara seperti ini, saya yakin, akan menjadi daya dorong yang kuat untuk mengasah dan mempertajam daya kreatif bagi anak muda. Kita tahu, kreatifitas mutlak dibutuhkan untuk mengarungi era 4.0 saat ini,” tukasnya.

Tags : Literasi , Aktivis Lamongan , PMII Lamongan

Berita Terkait