Skill Belum Mumpuni, Gaji Pekerja Migran Indonesia Rendah

| Rabu, 18/12/2019 22:11 WIB
Skill Belum Mumpuni, Gaji Pekerja Migran Indonesia Rendah Diskusi Reboan dengan Tema: Pekerja Migran Indonesia yang diselenggarakan oleh Radesa Institute di Kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu (18/12). (Foto: amanda/radarbangsacom)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Pekerja Migran dari Indonesia terus bertambah tiap tahun. Hal itu karena bertambahnya angkatan kerja dan negara belum mampu menyerap sepenuhnya.

Programme Officer Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization/ILO) Irham Ali Saifudin mencatat, setiap tahun angkatan kerja Indonesia bisa mencapai 2 hingga 3 juta orang. Sedangkan penyerapan rata-rata tenaga kerja per tahun hanya sekitar 1 hingga 1,5 juta orang di sektor formal.

"Sisanya, yang tidak terserap akhirnya beralih ke sektor informal. Banyak implikasinya. Karakter kerjanya tidak layak, tidak ada standar upahnya, tidak ada perlindungan jaminan sosial. Salah satunya ada saudara-saudara kita di desa yang menjadi pekerja migran di luar negeri," kata Irham dalam Diskusi Reboan dengan Tema: Pekerja Migran Indonesia: Dari Perlindungan ke Grand Design Skill Worker" di Kantor DPP PKB, Jakarta, Rabu, 18 Desember 2019.

Baca Juga: Migrant Care: PMI Rentan Alami Pelanggaran HAM, Terutama Perempuan

Sementara itu, Direktur Riset INDEF Berly Martawardaya mengatakan bahwa para pekerja migran harus diberikan skill yang mumpuni sebelum bekerja di luar negeri. Karena skill yang masih rendah, sambungnya, gaji yang diterima Pekerja Migran Indonesia rendah.

"Gaji yang diberikan untuk seluruh Pekerja Migran Indonesia, jauh dibawah gaji untuk ekspatriat yang ada di Indonesia. Karena pekerja kita low skill," kata Berly.

Diungkapkannya, pemerintah ke depan harus meningkatkan skill para pekerja migran. Menurutnya, jika bicara pekerja migran maka buka hanya persoalan penempatan, hal yang lebih utama adalah ketrampilan untuk pekerja migran.

"Berbicara tentang pekerja migran Indonesia bukan hanya bicara pada penempatan tenaga kerja saja, tapi bagaimana meningkatkan skills dan memberikan perlindungan kepada mereka," terangnya.

Direktur Eksekutif Migrant Care Indonesia Wahyu Susilo meminta pemerintah terus perkuat Pekerja Migran Indonesia. Dalam hal ini, Wahyu menyampaikan tiga point rekomendasi untuk penguatan buruh Migran Indonesia.

Pertama, Integrasi strategi penguatan SDM ke dalam tata kelola migrasi. Kedua, Inklusi jaminan sosial & perlindungan sosial bagi PMI. "Ketiga, Inklusi PMI dalam program Skills development," ujarnya.

Tags : Pekerja Migran Indonesia , Skill

Berita Terkait