Kemenperin Ciptakan Teknologi Pengolahan Limbah Cair Berbasis Biologi

| Jum'at, 22/05/2020 11:32 WIB
Kemenperin Ciptakan Teknologi Pengolahan Limbah Cair Berbasis Biologi Ilustrasi. (Doc: Asia Today)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Kementerian Perindustrian berkomitmen untuk terus mewujudkan pembangunan industri nasional. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi menyebut pendekatan industri hijau yang dapat dilakukan antara lain melalui tindakan hemat dan efisien dalam pemakaian sumber daya alam, air dan energi.

Lebih lanjut, Doddy menyampaikan pendekatan industri hijau juga dapat dilakukan dengan menciptakan inovasi yang ramah lingkungan, salah satunya adalah teknologi pengolahan limbah cair berbasis biologi yang baru saja diciptakan.

“BBTPPI mampu menciptakan teknologi pengolahan limbah cair berbasis biologi yang diberi nama PLANET-2020 (Pollution Prevention based on Anaerobic-Aerobic-Wetland Integrated Technology 2020),” jelas Dody melalui keterangan resminya, Kamis 21 Mei 2020.

Inti dari teknologi dari PLANET-2020 adalah  penggunaan mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan air limbah. Hal ini karena bakteri mempunyai kemampuan memproses bahan organik yang terdapat di dalam limbah  menjadi sumber makanan dan energi. Limbah yang sudah diuraikan oleh bakteri akan mengalami penurunan kadar pencemar sehingga memenuhi baku mutu lingkungan dan aman dikembalikan ke lingkungan.

Inovasi teknologi PLANET-2020 meliputi tiga unit pengolahan limbah yang dirancang dari unit anaerobik, aerobik dan wetland yang dimodifikasi sesuai kebutuhan.Unit anaerobik merupakan modifikasi dari sistem anaerobik konvensional, yaitu menggunakan aliran air upflow yang dikombinasikan dengan sistem resirkulasi.

Untuk unit aerobik menggunakan sistem lumpur aktif, sedangkan unit wetland menggunakan sistem horizontal subsurface constructed wetland yang diresirkulasi. Integrasi dari ketiga unit dapat menurunkan bahan pencemar organik hingga lebih dari 95%, amoniak hingga 80% dan fosfat sebesar 70%.

Doddy menyebutkan, kelebihan yang dimiliki oleh PLANET-2020, antara lain kemampuan degradasi polutan (zat pencemar) mencapai 90-98%, lebih tinggi dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berbasis kimia yang mencapai 80-90%, atau dibandingkan IPAL berbasis biologi konvensional (80-90%). Selanjutnya, PLANET-2020 tidak membutuhkan lahan yang begitu luas, menggunakan energi listrik yang lebih hemat, dan menggunakan bahan kimia yang jauh lebih sedikit.

“Kelebihan lainnya, sistem tersebut tidak menggunakan unit pengolah lumpur, sehingga penguraian polutan dapat dipersingkat darisatu minggu menjadi maksimal empat hari. PLANET-2020 juga hanya membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan metode kimia,” sebutnya.

Tags : Kemenperin , Inovasi

Video Terkait