Indonesia Catat Kasus Malware Tertinggi Se-Asia Pasifik

| Senin, 29/06/2020 17:33 WIB
Indonesia Catat Kasus Malware Tertinggi Se-Asia Pasifik Peringatan Malware di Tampilan Layar Komputer (Doc: AMT IT)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Raksasa teknologi Microsoft, meluncurkan hasil riset Asia Pasifik edisi terbaru  yang mengungkapkan jika Indonesia memiliki tingkat malware tertinggi di kawasan Asia Pasifik di tahun 2019.

President Director Microsoft Indonesia, Haris Izmee mengatakan kasus malware tinggi sering berhubungan dengan tingkat pembajakan dan keamanan dunia maya secara keseluruhan, yang mencakup patching dan pembaruan perangkat lunak secara berkala.

“Negara-negara yang memiliki tingkat pembajakan yang lebih tinggi dan pengetahuan keamanan dunia maya lebih rendah cenderung lebih banyak terkena dampak dari ancaman dunia siber,” jelas Haris dalam keterangan resminya, Jumat 26 Juni 2020.

Saat ini, Indonesia tercatat memiliki tingkat kasus malware tertinggi, yaitu 10,68 persen pada 2019. Meskipun terjadi penurunan 39 persen tahun lalu, ini masih 2 kali lebih tinggi dari rata-rata regional.

Selain itu, Indonesia juga terdaftar memiliki tingkat kasus ransomware tertinggi ke-2 di seluruh wilayah Asia Pasifik, yaitu 0,14 persen, meskipun terjadi penurunan 46 persen tahun lalu. Ini 2,8 kali lebih tinggi dari rata-rata regional.

Haris menjelaskan bahwa ancaman yang kerap ditemukan bertema COVID-19. Ancaman ini sebagian besar adalah serangan lama yang telah diubah sedikit untuk dikaitkan dengan pandemi.

“Ini berarti penyerang menggunakan infrastruktur mereka yang ada, seperti ransomwarephishing, dan alat pengiriman malware lainnya, dan memasukkan kata kunci COVID-19, untuk memanfaatkan ketakutan massal. Setelah pengguna mengklik tautan berbahaya ini, penyerang dapat menyusup ke jaringan, mencuri informasi, dan mendapatkan uang dari serangan mereka,” jelasnya.

Haris menghimbau agar masyarakat tetap mewaspadai tautan dan lampiran, terutama dari pengirim yang tidak dikenal. Selain itu bagi para pebisnis dianjurkan memiliki perangkat keras dan lunak yang kuat untuk melindungi karyawan dan infrastruktur.

“Pertimbangkan sistem pertahanan berlapis dan gunakan otentikasi multi-faktor (MFA) untuk karyawan yang bekerja dari rumah. Selain itu, aktifkan perlindungan titik akhir (endpoint protection) dan lindungi dari shadow IT (peralatan teknologi yang tidak dikelola oleh tim IT perusahaan),” pungkasnya.

Tags : Malware , Microsoft

Video Terkait