KH. M. Luqman Hakim: Tasawuf sebagai Solusi terhadap Problematika Politik Kebangsaan
JAKARTA, RADARBANGSA.COM- Ada sebagian ulama yang mengingatkan agar berhati-hati jika hendak mendalami tasawuf. Dalam praktinya tasawauf begitu lembut, sehingga memerlukan panduan dari ahlinya, jika tidak, seseorang bisa tersesat dan terebak dalam gurun yang gelap, akan jauh dari konsep ketasawufan yang sesungguhnya.
Hal tersebut disampaikan oleh DR. KH. M. Luqman Hakim pada Lauching Musabaqih Kitab Kuning 2018 dan seminar “Sufisme dan perjuangan Politik Kebangsaan dalam persepektif Kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazaly, Minggu 14 Oktober 2018 di Kantor DPP PKB
M. Luqman Hakim juga menjelaskan Agama (Islam) dalam persepektif (Tasawuf) saat ini sedang mempertaruhkan dirinya dalam projeck peradaban besar pagi masa depan kemanusiaan.
“Tasawuf yang mengajak manusia menuju Alah SWT sang pencipta dengan tuntunan kemurniah fitrah kemanusiaan harus berhadapan dengan disaian keagmaan dari dalam umat Islam sendiri yang mengedapankan formalisme, artikularisme verbal, yang cendrung simbolik dengan materialism modern, atas nama megejar persaingan zaman di satu sisi dan menghalalkan segala cara atas nama Allah,” Tulis Luqman Hakim dalam makalahnya.
Dalam pandangan KH. Luqman Hakim, ini adalah problem masyarakat moderan, dimana hampir kehilangan Tuhannya, dan mereka yang beragama memposisikan Tuhan sebagai bendera dan merek dagang, dengan pertimbangan untung rugi. Tanpa disadari sebuh produk industry sudah setara agama, produk itu dianggap sukses.
Ia juga menjelaskan salah satu paradigm Al-Gazali, sejumlah thariqah mesti ditempuh dan memerlukan mujahadah serta ilmu pengetahuan yang benar. Jika tidak manusia akan dirongrong hawa nafsunya yang akan melahirkan kemaksiatan, kealpaan yang menghalangi ketaatan, pengendalian dan kesadaran manusia akan hadrinya Allah SWT.
Ia pun mencontohakan kata ta’ruf yang dipersempit maknanya, yakni soal kenalan agar mendapat jodoh. Sedangkan kaum sufi memaknai ta’aruf adalah saling mendidik, saling menyampaikan kebajikan, saling mema’rifatkan satu sama lain.
“Kaum sufi, berkomunikasi dibangun atas dasar cahaya, dekat dengan Allah, dilandaskan pada kasih sayang yang lembut. Jika para politik hari ini, memakai konsep tasawuf, setiap komunikasi tidak akan berakhir berantem,” Kata Lukman
Tidak hanya itu, Luqman Hakim juga menjelaskan konsep tasawuf dalam kampanya politik. Seorang juru kampanye harus punya sifat kasih sayang, sebab masyarakat yang diajak, dalam pandangan tasawuf akan dibawa ke hadapan Allah.
“ Harus punya sifat pemaaf, mengampuni orang yang akan diajak berkomunikasi, harus punya sifat tawakal dan sifat kehendak untuk membangun masyarakat dengan kasih sayang, dan seorang jurkam akan diminta pertanggung jawabannya di hadapa Allah” imbuhnya.
Bagaimana teologi yang lebih membebaskan dalam gerakan politik, menurutnya adalah berserasi dengan kehendak Allah, bukan Allah yang dipaksa mengikuti kehendak kita.
“Selama ini kita berdzikir, berdoa agar Allah mengikuti serala kita, padahal Allah sudah berkegendak sebelum umatnya punya kehendak, maka yang diperlukan adalah tasawuf yang terlibat bukan tasawuf yang menyepi,” pungkasnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Wakil KBRI Beijing, Parulian: Tiongkok Patut Jadi Rujukan Soal Keberhasilan Membangun Desa
-
Menparekraf RI Tawarkan Solusi Atasi Kemacetan parah di Puncak
-
China Open 2024: Fikri/Daniel ke Semifinal Usai Pulangkan Pasangan Denmark
-
KPU RI Tak Fasilitasi Kampanye Kotak Kosong di Pilkada 2024
-
13 Kades Terbang ke Tiongkok, Belajar Pembangunan Desa