Lomba Cerpen Santri 2018

Peci Kusam

| Rabu, 24/10/2018 15:45 WIB
Peci Kusam Lomba Cerpern Santri 2018 (Dok Radarbangsa)

Oleh: Muhammad Wahyudi

Sudah 7 hari ia terdiam di masjid Baitudz Dzakirin siang malam ia mematri diri, Larut dalam munajat dan taqorrub kepada Illahi. Ia pilih tempat dekat tiang yang membuatnya aman tinggal siang malam di dalam masjid Baitudz Dzakirin. Ia duduk bersila  dan memakai peci kusam menghadap kiblat, sementara mulutnya terus menggumamkan ayat-ayat suci Al-qur’an dengan mata terpejam. Ia hanya menghentikan bacaannya jika adzan dan iqomat dikumandangkan juga sholat dididirikan, usai sholat ia akan larut dalam dzikir, sholat sunnah, lalu kembali lirih melantunkan ayat-ayat suci al-qur’an, dengan hafalan. Mukanya tampak begitu tirus dan sedih. Air matanya bercucuran.

***

Wahyudi, Muhammad Wahyudi begitu teman-temannya memanggil.

Sudah 7 hari ia menenangkan diri dari semua masalah yang sedang ia hadapi, lebih tepatnya ia pergi dari tempat yang sudah 6 tahun ia menimba ilmu, Podok Pesantren NURUL HUDA, Tegalsambi Tahunan, Jepara.

***

“Kang Furqon, tolong kasihkan surat ini ke mbak Lina yang jadi mbak ndalem  di pondok putri itu loh kang, biar di sampaikan ke Fatimah.” Ucap Wahyudi kepada Furqon selaku kang ndalem pondok putra.

“Iya, tapi nanti kalau bikin unjuk’an di dapur aku kasihkan ke mbak Lina.” Jawabnya.

“Makasih, Kang”

“Sama sama”

Kang Furqon pun berlalu meninggalkan Wahyudi.

Tiba-tiba salah seorang santri datang dan mengagetkan Wahyudi.

“Yud! Kamu di panggil kang Ikhwan ke kamar pengurus, katanya mau di sidang oleh semua pengurus keamanan dan ketua pondok, sekarang .“

“Ya, makasih kang saya kesana dulu, Assalamualaikum.”                               

“Waalaikumsalam.”

Baca selengkapnya di cerpensantrinh.blogspot.com

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait