Parodi `Buanglah Sampah pada Tempatnya`

| Selasa, 26/06/2018 21:42 WIB
Parodi `Buanglah Sampah pada Tempatnya` Hilman Bee

RADARBANGSA.COM - Slogan `Buanglah Sampah pada Tempatnya` sering kali kita jumpai di berbagai fasilitas publik. Bahkan mulai diajarkan sejak dini mulai taman kanak-kanak hingga ke jenjang lebih tinggi. Slogan ini memiliki makna yang begitu besar, dengan dimulai dari hal kecil, yaitu membuang sampah.

Dalam kehidupan, selain menghasilkan produktifitas tentu melahirkan barang ataupun jasa. Hal ini berbanding lurus dengan semakin meningkatnya sampah. Dari manusia purba, sampah dikenal dengan istilah `kyoken modinger`, hingga manusia modern yang semakin bermacam bentuk sampah yang dihasilkan.

Parodi "Buanglah sampah pada tempatnya", selayaknya kita mulai, misalnya dari setiap rumah yang menyediakan tempat sampah. Namun yang menjadi pertanyaan, kalau telah terkumpul sampah tersebut akan kemana?.

Ketika dalam satu RT, kampung, desa, kecamatan, kabupaten atau bahkan provinsi, ketika sudah membuang sampah pada tempatnya, sampah tersebut akan kemana, diketahui masih banyak tempat seperti di perumahan, perkampungan, pedesaan yang tidak memiliki tempat akhir pembuangan sampah.

Sampah, bukanlah kewenangan pemerintah semata, melainkan semua pihak yang menghasilkan sampah. Meski pemerintah sudah mengoptimalkan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tapi kedua tempat ini, hanya untuk di tingkat kota atau kabupaten bahkan provinsi dan hanya menampung sepersekian persen dari sampah total jumlah setiap hari yang dihasilkan.

Lalu kemana sampah yang dihasilkan di tiap RT, kampung, desa, kecamatan tersebut? Banyak sampah di buang sembarangan di berbagai tempat bahkan itu tidak pantas untuk dilihat. Seperti di kali, sungai, laut, jembatan, pinggir jalan raya atau tempat lainnya. Lantas, melihat kondisi tersebut, masih pantas disebut manusia modern atau millennial?

Ada beberapa desa yang sudah mengaplikasikan reduce, recycle and reuse. Bahkan sudah mendaur ulang sampah plastik yang jika dikubur akan membutuhkan 1000 tahun untuk terurai dengan tanah, dan jika dibakar akan merusak ozon atmosfir langit bumi kita.

Jika kita melihat di Provinsi Banten, ada berapa jumlah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang dibangun? Atau kita harus membandingkan dengan beberapa negara tetangga tentang pengelolaan sampah?.

Sampah adalah hal yang harus benar-benar kita perhatikan!

Tulisan ini dikirim oleh Hilman Bee 

Tags : Sampah , Fenomena ,