Lomba Cerpen Santri 2018

Santri, Don`t Malas-Malas!

| Jum'at, 02/11/2018 18:53 WIB
Santri, Don`t Malas-Malas! Dok Radarbangsa

Oleh: Elisa Shofi Farida

RADARBANGSA.COM - Siang ini, sinar matahari tertutupi hitamnya mendung. Angin berhembus menggoyangkan pohon-pohon kecil di depan gerbang pesantren. Suara kaki terdengar mengguntur mengalahkan petir teman mendung itu, para santri putri yang sedang melakukan aktivitasnya berlomba-lomba berlari ketika mendengar suara percikan tangisan mendung.

Ya, mereka berusaha menyelamatkan pakaian-pakaian mereka yang sudah mereka cuci, entah kemarin, tadi pagi, atau baru saja ada di jemuran. Semua naik ke lantai tiga, tempat berjemur baju-baju, dan sahabat-sahabat baju santri putri. Mereka berlarian dan mencari barang-barang miliknya. Dan turun dengan cepat sebelum hujan semakin deras.

Ada yang turun dengan membawa pakaian kering lalu tersenyum lega, ada yang turun dengan baju setengah kering dan berlari mencari tempat aman di jemuran lantai dua yang beratap, ada yang kalah dengan hujan lalu memilih turun dan merelakan pakaiannya basah, fikir mereka "Ah, nanti kalau panas juga kering". Yang paling parah, sedikit dari mereka berusaha menerjang hujan dan akhirnya pakaian mereka tidak terselamatkan dan mereka ikut basah kuyup. Huft.... Malangnya.

Di balik lika liku puluhan santri itu, ada seorang santri putri yang dari tadi hanya menatap dua ember terisi air yang penuh dengan pakaian-pakaian. Namanya Icha, seorang santri Pondok Pesantren Roudlotul Muta`abbidin putri yang dari tadi berniat untuk mencuci tapi tidak jadi-jadi. Dia hanya berdiri mematung di kamar mandi ketika semua orang sedang ribut di luar. Ia terus berfikir "Hm... Sekarang hujan, kalaupun aku cuci nggak bakal kering, aku juga malas sih nyuci sekarang, soalnya nanti kalau di cuci tapi tidak di jemur, malah bau. Di lantai dua pasti juga sudah penuh, tapi bajuku terlanjur di ember" Begitu benaknya bergumam.

Banyak yang dia pertimbangkan hanya karena galau masalah cuci mencuci. Ia mencoba melihat derasnya hujan di luar, sambil ‘sok’ memperkirakan berhentinya hujan layaknya ahli cuaca. "Hujan kayak gini pasti lama berhentinya, sebentar lagi masuk dluhur, sholat jama`ah lalu mengaji, terus bagaimana nasib baju-bajuku yang kedinginan ini?" Icha memang seperti itu, kebiasaanya malas melakukan apapun membuatnya selalu ceroboh dalam banyak hal. Tak terasa waktu yang dia habiskan untuk menggalaukan cuciannya, adzan dluhur berkumandang lantang mengejutkan Icha. Tanpa pikir panjang, ia langsung menuju ke kamarnya dengan wajah kusut penuh kebingungan.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait