Grab Minat Investasi Ponsel Daur Ulang atau Tua di Indonesia

| Senin, 27/01/2020 08:30 WIB
Grab Minat Investasi Ponsel Daur Ulang atau Tua di Indonesia Grab Minat Investasi di Ponsel Daur Ulang (Foto: news.detik.com)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Salah satu startup decacorn asal Singapura, Grab dikabarkan tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan investasi ini akan dilakukan di bidang remanufacture mobile phone atau daur ulang ponsel usang.

“Saya sudah berbicara dengan pihak Grab. Mereka ada niat melakukan investasi remanufacturing dari mobile phone yang sudah relatif tua atau sudah rusak, yang nantinya menjadi mobile phone baru,” kata Menperin dalam keterangan siaran pers di Jakarta, Minggu, 26 Januari 2020.

President Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata menjelaskan, remanufacturing ponsel yang dimaksud adalah untuk menghasilkan ponsel-ponsel yang lebih terjangkau di masyarakat guna meningkatkan potensi ekonomi digital di Indonesia yang diproyeksi mencapai USD100 miliar.

Sementara itu, Group CEO dan Co-founder Grab, Anthony Tan menyampaikan, sejauh ini Grab telah berkontribusi pada pengembangan dua pedoman industri yang tengah berkembang, yaitu platform ekonomi dan teknologi kecerdasan buatan (AI).

“Kami secara proaktif berkomitmen pada serangkaian prinsip utama pada proses kerja platform yang baik serta pengaplikasian teknologi AI, dan berharap hal ini dapat memberi manfaat bagi pemerintah dan perusahaan lainnya untuk mulai berkolaborasi dalam pemecahan masalah ini,” ungkap Anthony disela kegiatan WEF 2020.

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, Industri ponsel di dalam negeri mengalami pertumbuhan jumlah produksi yang cukup pesat selama lima tahun terakhir. Industri Handphone, Komputer dan Tablet (HKT) merupakan juga merupakan satu sektor strategis yang dalam perkembangannya menunjukkan tren meningkat dan berkontribusi positif bagi perekonomian nasional. Data pada tahun 2018 menunjukkan, industri HKT dalam negeri mampu memproduksi sebanyak 74,7 juta unit, meningkat 23% dari tahun 2017 yang memproduksi sekitar 60,5 juta unit.

Sementara itu, dari sisi neraca perdagangan, produk HKT menunjukkan tren yang positif, dengan catatan ekspor di periode Januari-Agustus 2019 sebesar USD333,8 juta, lebih tinggi daripada impor pada periode yang sama senilai USD145,4 juta.

Dengan adanya minat investasi Grab, pemerintah berharap dapat mendukung kebutuhan masyarakat Indonesia dalam kesiapan memasuki perkembangan industri 4.0. Sebab, di era tersebut, salah satunya yang dibutuhkan adalah penggunaan teknologi komunikasi digital seperti ponsel.

Tags : Grab , Investasi

Berita Terkait