Defisit RAPBN diperlebar di Angka 5,2 Persen
JAKARTA, RADARBANGSA.COM – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa dalam rancangan RAPBN tahun 2021, Presiden meminta untuk memperlebar defisit dari 4,7% menjadi 5,2% terhadap PDB.
Permintaan ini dilakukan agar negara lebih tanggap menghadapi ketidakpastian ekonomi, membangun kembali ekonomi serta masyarakat akibat dampak Covid-19.
"Desain tahun 2021 cenderung pada DPR menerima rancangan defisit awal 4,17% dari PDB, namun DPR setuju defisit dinaikkan 4,7% dari PDB. Dalam sidang kabinet pagi ini, Presiden memperlebar defisit 5,2% dari PDB, lebih tinggi lagi," tegas Menkeu.
Ia mengatakan pagu indikatif defisit diperlebar mengingat ketidakpastian tinggi mengenai kecepatan dan pengendalian, penanganan Covid seluruh dunia apakah terkendali, datar, menurun dan apakah vaksin sudah ditemukan.
Kedua, defisit RAPBN juga mempertimbangkan pemulihan ekonomi global (global economic recovery) yang sangat tidak pasti akibat Covid-19.
"Apakah cukup cepat karena asumsi tahun ini menurunnya sangat tajam. Pemulihan ekonomi dunia bisa strong rebound, bisa moderat," jelasnya.
Ketiga, pelebaran defisit juga tergantung apakah pemulihan ekonomi Indonesia cepat, juga sangat tergantung pada penanganan Covid terutama semester 2 yaitu kuartal 3 dengan postive growth 0 hingga 0,4% dan kuartal 4 akselerasi ke 3%.
“Untuk tahun depan, defisitnya akan ditingkatkan karena ketidakpastian dan ingin terus mendukung pemulihan ekonomi supaya tetap bisa berjalan, sehingga kita bisa betul-betul membangun kembali ekonomi dan masyarakat Indonesia dari dampak Covid yang luar biasa," tegas Menkeu.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Perempuan Aset Penting Pembangunan Bangsa
-
PKS Kunjungi PKB, Gus Imin: Kita Ingin Kerja Sama di Legislatif dan Eksekutif
-
Berhasil Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Rinov/Pitha Akui Tertekan Saat Perebutannya
-
Menteri Pertanian Ingatkan Krisis Pangan Bisa Ancam Indonesia
-
Liga Inggris: Takluk dari Everton, Liverpool Tertinggal dari Arsenal