Kemenperin: SDA Indonesia Sangat Melimpah Untuk Produksi Baterai Lithium

| Rabu, 11/11/2020 17:12 WIB
Kemenperin: SDA Indonesia Sangat Melimpah Untuk Produksi Baterai Lithium Tambang Nikel di Indonesia (MTO)

RADARBANGSA.COM ­– Direktur Industri Logam Ditjen ILMATE Kemenperin, Budi Susanto mengemukakan jika Indonesia memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup melimpah untuk memproduksi baterai lhitium.

Ia menilai kebutuhan ini harus betul-betul dimanfaatkan mengingat seluruh dunia saat ini melakukan transisi ke kendaraan listrik.

“Indonesia memiliki sumber bahan baku penyusun baterai lhitium seperti nikel, cobalt, mangan, alumunium dan ferrum yang cukup melimpah. Ini merupakan kunci utama bagi Indonesia untuk menciptakan keunggulan yang kompetitif dibandingkan dengan negara-negara produsen kendaraan listrik lainnya,” papar Budi dalam keterangan resminya, Selasa 11 November 2020.

Untuk komponen bahan baku baterai listrik ini terdiri dari cell, modul dan pack yang masing masing diikat kuat oleh perekat.

Pembuatan baterai listrik ini tentunya juga membutuhkan keahlian khusus mengingat prasarat safety dan treatment baterai listrik berbeda dengan treatment baterai non-lithium.

“Setiap cell atau modul, dan pack berbeda bentuk, ada yang silinder atau prismatik. Semuanya berbeda tipe di setiap mobil listrik,” tutur Dirjen IILMATE Kemenperin, Taufiek Bawazier.

Untuk usia baterai listrik sendiri diperkirakan bisa mencapai 10 hingga 15 tahun. Artinya, dalam sepuluh tahun ke depan perlu dipersiapkan fasilitas recycling (daur ulang) untuk memperoleh nilai tambah baru baik berupa material di dalamnya seperti lithium, nikel, cobalt, mangan dan copper. 

“Mengingat kompleksitas proses daur ulang baterai listrik, diperlukan penggunaan teknologi modern dalam proses tersebut. AI dan robotik menjadi diperlukan untuk mengurangi kesalahan dalam proses daur ulang sehingga potensi kecelakaan menjadi berkurang,” imbuhnya.

Taufiek menilai proses daur ulang ini juga dapat meningkatkan pemanfaatan material, baik lithium dan mangan yang berupa carbonat dan nikel serta cobalt berupa sulfat. Hal ini tentunya dapat membuat proses circular ekonomi mencapai titik optimal.

Tags : Baterai Lhtium , nikel , kendaraan listrik

Berita Terkait