Negara ASEAN Diprediksi Raup USD12,5 Triliun Jika Sukses Terapkan Ekonomi Hijau

| Senin, 23/08/2021 21:01 WIB
Negara ASEAN Diprediksi Raup USD12,5 Triliun Jika Sukses Terapkan Ekonomi Hijau Pembuangan Gas oleh PLTU Sebabkan Polusi Udara (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Asia Tenggara diperkirakan akan meraup keuntungan hingga USD12,5 triliun pada tahun 2070 pasca menerapkan langkah mitigasi perubahan iklim. Namun apabila mitigasi perubahan iklim diperlambat maka ancaman kerugian yang lebih besar tidak dapat dihindari.

Menurut Laporan Deloitte Economics Institute, Senin 23 Agustus menyebutkan, produk domestik bruto kawasan dapat tumbuh rata-rata 3,5% per tahun selama lima dekade ke depan.

Keuntungan itu didapat jika negara berhasil memelihara industri dan teknologi untuk menjaga rata-rata pemanasan global menjadi 1,5 derajat Celcius.

Namun jika Asia Tenggara tidak secara signifikan mengurangi emisi dan pemanasan mencapai lebih dari 3 derajat Celcius pada tahun 2070, kerugian ekonomi diperkirakan mencapai USD28 triliun berdasarkan valuasi saat ini. Kondisi tersebut akan mengurangi pertumbuhan PDB rata-rata 7,5% per tahun selama periode itu, menurut Deloitte.

“Perubahan iklim yang tidak dimitigasi mengancam akan menghapus puluhan tahun pertumbuhan ekonomi yang diperoleh dengan susah payah di Asia Tenggara,” kata Deloitte seperti dikutip, Senin 23 Agustus 2021.

Menurut Deloitte, dekarbonisasi dapat menjadi mesin pertumbuhan baru untuk Asia Tenggara. Kebijakan yang tegas diperlukan untuk nenerapkan perubahan luas pada bauran energi dan basis industrinya.

Memang, mengurangi emisi akan membutuhkan biaya penyesuaian struktural yang signifikan, tetapi jika tidak berbuat apa-apa akan jauh lebih besar, tulis laporan itu.

Pemanasan global yang tidak terkendali akan menyebabkan kerugian di bidang pertanian dan pariwisata, sekaligus memperburuk kesehatan masyarakat.

Begitupula naiknya permukaan laut menghilangkan lahan produktif di negara-negara dataran rendah, dan cuaca ekstrem mempercepat degradasi aset modal.

Nantinya industri yang paling terdampak akan bahaya itu adalah jasa - dengan potensi kerugian sebesar USD9 triliun hingga 2070 - diikuti oleh manufaktur, ritel dan pariwisata, konstruksi, serta pertambangan dan gas.

Bersama-sama, sektor-sektor diatas menyumbang lebih dari 80% dari output ekonomi Asia Tenggara.

Tags : Ekonomi Hijau , Asean

Berita Terkait