Harga Jagung Global Naik 21 Persen dalam Setahun

| Rabu, 03/08/2022 14:51 WIB
Harga Jagung Global Naik 21 Persen dalam Setahun Petani Jagung (Doc: Kementan)

RADARBANGSA.COM – Kondisi geopolitik yang terjadi akibat konflik Rusia – Ukraina berdampak pada pengurangan pasokan jagung dunia.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat harga jagung dunia selama Januari-Juni 2022 naik 21,53% dibanding periode yang sama di tahun 2021.

Rata-rata harga jagung pada bulan Juni 2022 mencapai USD 335,71/Ton. Adapun harga jagung internasional mencapai harga tertinggi pada April 2022 sebesar USD 348,17/Ton dan cenderung mengalami sedikit penurunan hingga Juni 2022.

Ukraina sebagai salah satu pengeskpor gandum terbesar di dunia terpaksa menyetop pengiriman jagung imbas invasi Rusia. Hal ini menyebabkan negara pengekspor jagung lainnya menerapkan pembatasan ekspor guna memprioritaskan pemenuhan kebutuhan dalam negerinya.

Indonesia sendiri masih kerap mengimpor jagung khususnya untuk kebutuhan industri. Dari dalam, pasokan jagung lokal baru mencapai 700 ribu ton. Sementara kebutuhan jagung untuk industri di Indonesia mencapai 1,2 juta ton dan diperkirakan bertambah hingga 1,6 juta ton di 2022.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartatnto mengatakan pemerintah terus mencari solusi untuk meningkatkan produksi jagung guna memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri, sekaligus juga untuk memenuhi permintaan pasar ekspor. 

“Dengan harga global yang sekarang di angka USD335 per ton atau setara Rp5.000 per kg, Bapak Presiden memberikan arahan agar dilakukan peningkatan produksi, termasuk ekstensifikasi dari lahan yang ada,” kata dia usai Rapat Internal Terbatas terkait Peningkatan Produksi dan Ekspor Jagung di Istana Negara, Jakarta, Senin 1 Agustus 2022.

Untuk meningkatkan produksi Jagung nasional, Pemerintah telah menentukan 6 (enam) lokasi untuk peningkatan produksi jagung nasional, yaitu di Provinsi: (1) Papua; (2) Papua  Barat; (3) NTT; (4) Maluku; (5) Maluku Utara; (6) Kalimantan Utara,  dengan total  luas lahan 141.000 Ha, di mana yang seluas 86.000 Ha merupakan area tanam baru.

“Sesuai dengan yang diharapkan Bapak Presiden, dengan adanya intensifikasi pertanian dan ekstensifikasi, khususnya melalui perluasan lahan baru, maka kita bisa meningkatkan produksi. Dan produksi ini tentu dipersiapkan sesuai dengan demand di dalam negeri dan juga bisa memenuhi demand di negara lain,” pungkas Menko Airlangga.

 

Tags : pasokan jagung , harga jagung

Berita Terkait