BI: Depresiasi Rupiah Terjadi karena Pengetatan Moneter AS

RADARBANGSA.COM - Bank Indonesia (BI) mengatakan alasan depresiasi Nilai Tukar (Kurs) Rupiah yang terjadi baru-baru ini disebabkan oleh pengetatan moneter yang agresif dari Bank Sentral Amerika Serikat (AS).
Adapun Nilai Tukar Rupiah sepanjang November 2022 telah mengalami penurunan sebesar 9,4% Year menjadi Rp15.685 per Dolar AS.
“Meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global dan pengetatan moneter agresif The Fed (membuat rupiah melemah),” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam keterangan tertulisnya, Kamis 17 November 2022.
Dampak langsungnya adalah Dolar AS lebih kuat terhadap sebagian besar mata uang lainnya. Ini diperkirakan berlanjut hingga kuartal I 2023 (1Q23).
“Ketika the fed fund rate (FFR) mencapai puncaknya di 5%,” sambung Perry.
Sementara itu, dia menilai neraca eksternal, neraca transaksi berjalan tetap kuat dan positif di +0,4 hingga +1,2% dari PDB untuk FY22 karena surplus perdagangan yang lebih kuat.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Rustini Muhaimin Minta Perempuan Bangsa Inklusif dan Melek Medsos
-
Serap Tenaga Kerja, Pemkot Bandung Kolaborasi dengan Dunia Usaha dan Perguruan Tinggi
-
PPATK Ungkap 3,8 Juta Pemain Judol adalah Pengutang
-
Tahlilan Malam Ketiga Wafatnya Gus Alam, Ini Cita-cita Almarhum yang Belum Tercapai
-
Manchester United dan Tottenham Hotspur Pastikan `All English Final` di Liga Europa