Banggar DPR RI Nilai Indonesia Perlu Tingkatkan Keran Investasi DHE SDA

| Jum'at, 17/02/2023 21:27 WIB
Banggar DPR RI Nilai Indonesia Perlu Tingkatkan Keran Investasi DHE SDA Said Abdullah (Ketua Badan Anggaran DPR RI). (Foto: dprgoid)

RADARBANGSA.COM - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah menilai Indonesia perlu meningkatkan keran investasi Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA). Sehingga, ujarnya, DHE SDA yang berada di reksus dihitung sebagai acuan untuk menilai Giro Wajib Minimum (GWM) dan rasio intermediasi prudential dari bank penerima.

"Pengaturan terkait DHE SDA tidak cukup sekedar dicatatkan, dan penggunaannya diawasi untuk kebutuhan transaksi perdagangan internasional. Apalagi oleh Bank Indonesia hal itu tidak dikategorikan sebagai Dana Pihak Ketiga (DPK) yang menjadi acuan penghitung kewajiban bank dalam memenuhi Giro Wajib Minimum (GWM), dan lainnya," kata Said seperti dilansir dari laman resmi DPR RI, Jumat, 17 Februari 2023.

Ia menilai, Jika pengaturannya hanya seperti ini, maka ekonomi dalam negeri tidak mendapatkan manfaat optimal atas penempatan DHE di perbankan nasional, selain penerimaan perpajakan atas bunga DHE di reksus. Selain itu menurutnya, Jika pemerintah bisa memberikan penawaran yang menarik, khususnya peluang-peluang investasi baru yang menjanjikan, dan imbal hasil menarik, seharusnya pemilik DHE SDA tertarik untuk terlibat dalam penawaran tersebut.

Oleh sebab itu, ia mengimbau pemerintah sebaiknya membuka menu investasi yang menarik buat mereka, seperti halnya pemerintah membuat penawaran pada skema repatriasi modal saat tax amnesty beberapa waktu lalu. "Kedepan pemerintah juga perlu mengatur lebih lanjut terhadap devisa hasil ekspor non sumber daya alam, seperti halnya pemerintah mengatur DHE SDA. Memang benar hasil DHE Non SDA tidak sebesar SDA. Kedepan bisa jadi hasil DHE Non SDA ini bisa melampaui DHE dari SDA, mengingat tidak semua hasil sumber daya alam bisa diperbaharui," terangnya.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari sampai Desember 2022 mencapai USD291,98 miliar atau naik 26,07% dibanding tahun 2021. Neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2022 mencatatkan surplus tertinggi dalam sejarah yakni sebesar USD54,46 miliar, dan di Januari 2023 masih surplus USD3,87 miliar. Harusnya surplus perdagangan internasional ini menyumbang devisa yang dicatatkan oleh Bank Indonesia. 

"Dengan menggunakan basis komparasi diatas tampak perbedaan jumlah surplus perdagangan dengan posisi cadev (cadangan devisa). Posisi cadev tampak lebih rendah dengan yang didapat dari neraca perdagangan. Padahal kalau kita tambahkan besaran penarikan pembiayaan baik dari SBN maupun pinjaman luar negeri, harusnya posisi cadev lebih lebih besar dari nilai surplus neraca perdagangan," tukasnya. 

Tags : DPR RI , Badan Anggaran , Cadangan Devisa , Ekspor