Harga CPO Akhiri Penguatan Tiga Sesi Beruntun

| Senin, 18/09/2023 14:04 WIB
Harga CPO Akhiri Penguatan Tiga Sesi Beruntun Sektor Perkebunan Kelapa Sawit (Doc: Indonesia)

RADARBANGSA.COM - Minyak sawit berjangka Malaysia diperdagangkan lebih rendah, Senin, setelah mencatat kenaikan tiga sesi beruntun, terbebani melemahnya minyak kedelai Dalian Palm Olein dan Chicago Board of Trade (CBOT).

Kontrak acuan minyak sawit untuk pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange merosot 77 ringgit, atau 2,01% menjadi 3.753 ringgit (USD801,20) per metrik ton pada jeda sesi pertama, demikian laporan Reuters, di Jakarta, Senin 18 September 2023.

"Harga gagal mempertahankan penguatan Jumat lalu, terutama disebabkan pelemahan pada sesi pagi di Dalian Palm Olein," kata trader yang berbasis di Kuala Lumpur.

"Meski terlihat adanya penguatan pada minyak mentah, berlanjutnya pelemahan pada soybean oil CBOT menyebabkan harga CPO Desember menguji titik terendah tengah hari di 3.737 ringgit."

Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian, melorot 1,85%, sedangkan kontrak minyak sawitnya anjlok 2,56%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade melemah 0,47%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena persaingan untuk mendapatkan bagian di pasar minyak nabati global.

Indonesia menetapkan harga referensi CPO di USD798,83 per ton untuk periode 16-30 September, turun dari paruh pertama bulan tersebut. Namun, bea keluar dan pungutan ekspor CPO tidak berubah, masing-masing sebesar USD33 per ton dan USD85 per metrik ton.

China akan meningkatkan impor minyak sawit Malaysia sebesar 250.000 ton per tahun, kantor berita negara Bernama melaporkan, Minggu, mengutip pernyataan Perdana Menteri Anwar Ibrahim.

Ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-15 September anjlok 9,3% dari bulan sebelumnya menjadi 574.936 ton, kata perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia, Jumat.

Minyak sawit mungkin akan jatuh ke kisaran 3.705-3.726 ringgit per ton, menyusul kegagalannya menembus zona resistance 3.795-3.820 ringgit, menurut analis teknikal Reuters, Wang Ta

Tags : CPO , Sawit , Soybean

Berita Terkait