Islam Menolak Stigma Diskriminatif Terhadap Kusta

| Senin, 25/01/2021 09:01 WIB
Islam Menolak Stigma Diskriminatif Terhadap Kusta Hari Kusta Dunia 2021

RADARBANGSA.COM - Kusta (Lepra) sudah menjadi penyakit yang ditakutkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Akibat kemajuan Ilmu dan teknologi saat ini, Kusta adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan ketakutan tersebut sudah kurang relevan pada zaman ini.

 

Sejak Zaman Nabi Muhammad, Kusta sudah ada dan dikenal sebagai Judzam (الجذام) berasal dari kata jadzama – yajdzamu, sama dengan qatha’a -yaqtha’u (قطع – يقطع ) yang artinya terpotong/memotong. Seperti kondisi orang dengan penyakit kusta yang sudah parah, mengakibatkan bagian tubuh terpotong tanpa rasa sakit, terutama pada bagian tangan dan kaki.

 

Namun, pengetahuan mengenai kusta dan ilmu kesehatan pada zaman Nabi, belum berkembang seperti saat ini, sayangnya hal tersebut mengakibatkan pengucilan terhadap orang dengan penderita kusta. Ditinjau dalam beberapa hadis yang menyebutkan penyakit dan anjuran untuk menghindarinya.

 

 

Nabi Muhammad SAW sempat bersabda,

 

فِرَّ مِنَ الْمَجْذُوْمِ كَمَا تَفِرُّ مِنَ اْلأَسَدِ  

 

"Menghindarlah kamu dari orang yang terkena judzam (kusta), sebagaimana engkau lari dari singa yang buas" (HR al-Bukhari).  

 

Orang dengan penyakit Kusta seringkali dikucilkan di lingkungan sosial, hal ini berdampak pada kehidupan mereka sehari-hari. Tak jarang perlakuan diskriminatif mereka dapatkan baik di lapangan pekerjaan hingga beribadah di rumah ibadah.

 

Mengutip InfoDATIN, Kementrian Kesehatan RI, Stigma atau pandangan negatif dan perlakuan diskriminatif terhadap orang yang mengalami kusta, menjadi salah satu penghambat upaya penanggulangan penyakit kusta.

 

Rasulullah tidak mengajarkan pandangan negatif dan perlakuan diskriminatif pada penderita kusta, namun untuk mencegah penyebaran memang diperlukan untuk menghindari penularan. Bahkan Nabi Muhammad disebutkan pernah makan bersama dengan penderita kusta Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dalam Sunan at-Tirmidzi

 

 

 أَنَّ رَسُوْلَ الله: أَخَذَ بِيَدِ مَجْذُوْمٍ فَأَدْخَلَهُ مَعَهُ فِيْ اْلقَصْعَةِ ثُمَّ قَالَ كُلْ بِاسْمِ اللهِ ثِقَةً بِاللهِ وَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ  

 

"Sesungguhnya Rasulullah saw. memegang tangan seorang penderita kusta, kemudian memasukannya bersama tangan Beliau ke dalam piring. Kemudian Beliau mengatakan: "makanlah dengan nama Allah, dengan percaya serta tawakal kepada-Nya" (HR at-Turmudzi).
 

Mengutip dari NU Online, ijtihad atau pendapat ulama yang sudah ada sebetulnya tidak batal meski adanya pendapat lain (al-ijtihâd lâ yunqadlu bil ijtihad). Akan tetapi meski tetap berlaku harus disikapi dengan cermat. Kusta bisa diobati dan dicegah kecacatannya, dan tentu ia bukan adzab atau kutukan. Wallahu a’lam.

 

Orang dengan pengidap kusta hendaknya dijauhkan dari pandangan negatif dan diskriminasi dalam ruang kerja hingga kehidupan bermasyarakat. Sebaliknya dukungan moral maupun fisik dari berbagai pihak sangat dibutuhkan.

 

Mari kita doakan bersama-sama umat Nabi Muhammad agar dijauhkan dan disembuhkan dari penyakit kusta. Artikel ini ditujukan untuk hari Kusta Dunia, 25 Januari 2021.

Tags : penyakit , kusta

Berita Terkait