Hukum Berpuasa Sepanjang Bulan Rajab

| Selasa, 16/02/2021 16:17 WIB
Hukum Berpuasa Sepanjang Bulan Rajab rajab (istimewa)

RADARBANGSA.COM - Agama Islam tidak menghalangi pemeluknya yang ingin mengejar keutamaan berpuasa pada bulan-bulan istimewa, kecuali pada hari-hari yang dilarang untuk berpuasa. Puasa sunah bahkan dianjurkan, mengingat puasa merupakan sarat keutamaan lahir dan batin. Terdapat pula keistimewaan berpuasa yang diperintahkan Rasulullah SAW seperti puasa di Rajab, sehingga anjuran berpuasa dalam agama Islam semakin kuat.

Abu Bakar bin M Al-Hishni dalam karyanya Kifayatul Akhyar menyebutkan.  

يستحب الإكثار من صوم التطوع. وهل يكره صوم الدهر؟ قال البغوي: نعم. وقال الغزالي: هو مسنون. وقال الأكثرون: إن خاف منه ضررا أو فوت حق كره، وإلا فلا

Dianjurkan sekali memperbanyak puasa sunah. Timbul pertanyaan, apakah makruh puasa sepanjang masa? Imam Baghowi berpendapat, makruh. Sementara Imam Ghazali mengatakan, itu justru disunahkan. Sedangkan mayoritas ulama menjelaskan, selagi khawatir akan mudarat tertentu atau melalaikan kewajiban karenanya, maka puasa sepanjang masa hukumnya makruh.

Berpuasa sepanjang bulan Rajab memang di sunahkan dan akan mendapat pahala jika melaksanakannya, namun dengan syarat tidak menghasilkan mudarat tertentu seperti melalaikan kewajiban. Jika menghasilkan mudarat karenanya maka puasa sepanjang masa hukumnya makruh.

Syekh Yahya Abu Zakariya Al-Ansori dalam Tahrir Tanqihil Lubab mengatakan:

وللأمر بصومها في خبر أبي داود وغيره وأفضلها المحرم لخبر مسلم: افضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم

"Perintah berpuasa di bulan mulia tertera pada hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dan imam lainnya. Dan yang paling utama dari semua bulan itu adalah Muharam seperti hadis riwayat Imam Muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa paling afdal setelah Ramadan itu dikerjakan pada bulan Muharam.”

Adapun perihal bulan-bulan mulia ini, ada baiknya kita mengamati keterangan Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu‘in berikut ini.

أفضل الشهور للصوم بعد رمضان الأشهر الحرم. وأفضلها المحرم، ثم رجب، ثم الحجة، ثم القعدة، ثم شهر شعبان

"Bulan paling utama untuk ibadah puasa setelah Ramadhan ialah bulan-bulan yang dimuliakan Allah dan Rasulnya. Yang paling utama ialah Muharram, kemudian Rajab, lalu Dzulhijjah, terus Dzulqa‘dah, terakhir bulan Sya‘ban."

Mengutip NU Online, puasa yang lebih utama setelah puasa di bulan Ramadan adalah puasa di bulan Muharam. Tetapi mana yang lebih utama setelah Muharam, ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama mengatakan bulan Sya’ban jatuh setelah Muharam. Sementara Imam Royani memilih Rajab berada di posisi ketiga setelah Ramadan dan Muharam. Keterangan ini dikutip dari Kifayatul Akhyar.

Pendapat Imam Royani sejurus dengan keterangan sebelumnya di Fathul Mu‘in. Dalam I‘anatut Thalibin, Sayid Bakri bin M Sayid Syatho Dimyathi mengemukakan sejumlah catatan soal Rajab sebagai salah satu bulan mulia di sisi Allah dan Rasulnya.  

ثم رجب هو مشتق من الترجيب، وهو التعظيم لأن العرب كانت تعظمه زيادة على غيره. ويسمى الأصب لانصباب الخير فيه. والأصم لعدم سماع قعقعة السلاح فيه. ويسمى رجم ـ بالميم ـ لرجم الأعداء والشياطين فيه حتى لا يؤذوا الأولياء والصالحين

“Rajab" merupakan derivasi dari kata “tarjib” yang berarti memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga disebut “Al-Ashobb” karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini. Ia bisa juga dipanggil “Al-Ashomm” karena tidak terdengar gemerincing senjata untuk berkelahi pada bulan ini. Boleh jadi juga disebut “Rajam” karena musuh dan setan-setan itu dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan orang-orang saleh. Dari uraian di atas, kita memperoleh keterangan terkait bulan-bulan terhormat yang mana kita disunahkan untuk berpuasa pada bulan yang dimuliakan Allah SWT dan Rasulnya SAW itu.

Tags : Rajab , Puasa

Berita Terkait