Doa Berbuka Puasa Baiknya Dibaca Setelah Menyantap Makan dan Minuman 

| Jum'at, 23/04/2021 17:31 WIB
Doa Berbuka Puasa Baiknya Dibaca Setelah Menyantap Makan dan Minuman  Berbuka Puasa (doc:istimewa)

RADARBANGSA.COM - Membaca doa berbuka puasa termasuk dalam etika melaksankan berbuka puasa. Banyak jenis lafal doa berbuka puasa, hadis riwayat sahabat Mu`adz bin Zurah:

كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

“Rasulullah SAW ketika Berbuka, beliau berdoa: ‘Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka,” (HR. Abu Daud).

Terdapat lafal lain yang diriwayatkan oleh sahabat Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah SAW melafalkan doa sebagaimana berikut:

كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ : ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

“Rasulullah SAW ketika berbuka, Beliau berdoa: ‘Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah,” (HR. Abu Daud).

Kedua lafal doa di atas biasanya digabungkan menjadi satu dan dibaca sebelum melaksnakan berbuka puasa. Kitab Fath al-Mu’in menejlaskan  ketentuan doa berbuka puasa yang baik adalah membaca doa dengan lafal doa dalam hadis riwayat sahabat Mu’adz bin Zuhrah. Sedangkan lafal doa dalam hadis riwayat Abdullah bin Umar ditambahkan ketika seseorang telah berbuka dengan menggunakan air. 

ويسن أن يقول عقب الفطر: اللهم لك صمت، وعلى رزقك أفطرت ويزيد - من أفطر بالماء -: ذهب الظمأ، وابتلت العروق، وثبت الاجر إن شاء الله تعالى

“Disunnahkan membaca doa setelah selesai berbuka “Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika aftharthu” dan bagi orang yang berbuka dengan air ditambahkan doa: “Dzahabadh dhamâ’u wabtalatl-‘urûqu wa tsabata-l-ajru insyâ-a-Llâh,” (Fath al-Mu’in, juz 2, hal. 279).

Namun, nyatanya tidak ada orang yang berbuka puasa hanya dengan makanan saja tanpa minuman, kecuali dalam keadaan terdesak. Sehingga lafal doa yang sering dibaca adalah penggabungan dari kedua hadis tersebut:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى

Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika afthartu dzahaba-dh-dhama’u wabtalatil ‘urûqu wa tsabatal ajru insyâ-allâh ta‘âlâ

Artinya, “Ya Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, atas rezekimulah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaaallah.”

Banyak orang yang sering salahpamani bahwa membaca doa berbuka puasa sebelum menyantap makanan. Padahal, cara membaca doa yang paling benar adalah membacanya ketika setelah selesainya berbuka puasa. Kitab Hasyiyah I’anah at-Thalibin menjelaskan mengenai hal ini:

(وقوله: عقب الفطر) أي عقب ما يحصل به الفطر، لا قبله، ولا عنده

“Maksud dari (membaca doa buka puasa) “setelah berbuka” adalah selesainya berbuka puasa, bukan (dibaca) sebelumnya dan bukan saat berbuka,” (Syekh Abu Bakar Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibin, juz 2, hal. 279).

Memang membaca doa sebelum berbuka tetap mendapatkan kesunahan. Namun, keutamaannya adalah membaca lafal doa berbuka setelah menyantap makanan. Kitab Busyra al-Karim menjelaskan:

ويسنّ أن يقول عنده أي عند إرادته والأولى بعده: اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت

“Disunahkan bagi orang ketika hendak berbuka—tapi yang lebih utama setelah berbuka—membaca doa  “Allâhumma laka shumtu wa ‘alâ rizqika aftharthu,” (Syekh Said bin Muhammad Ba’ali, Busyra al-Karim, hal. 598)

 

Tags : Berbuka Puasa , Lafal , Doa

Berita Terkait