Desak Pemerintah Peduli Pesantren, Nihayatul Wafiroh: Jangan Dipunggungi!

| Sabtu, 21/10/2017 12:14 WIB
Desak Pemerintah Peduli Pesantren, Nihayatul Wafiroh: Jangan Dipunggungi! Anggota FPKB DPR RI, Nihayatul Wafiroh

BANYUWANGI, RADARBANGSA.COM - Sistem pendidikan madrasah dan pondok pesantren sudah ada sejak sebelum Indonesia merdeka. Namun faktanya saat ini, peran pemerintah terhadap pengembangan sistem pendidikan madrasah dan pondok pesantren masih minim.

Anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR RI, Nihayatul Wafiroh menyatakan, negara belum sepenuhnya hadir dan peduli kepada pesantren, bahkan ia terkesan memunggunginya kendatipun kontribusi para santri selama ini sudah nyata.

“Pesantren telah lama dipunggungi oleh negara, padahal peran pesantren dan kiprah santri untuk negeri ini luar biasa besarnya,” kata wanita yang akrab disapa Ninik ini kepada radarbangsa, Sabtu 21 Oktober 2017.

Menurut Ninik, komitmen santri pada negeri ini sudah tidak diragukan lagi. Santri selalu menjadi lini terdepan dalam membela bangsa, meneguhkan persatuan dan kesatuan serta mengawal Pancasila dalam kondisi apapun.

“Sudah waktunya negara hadir di tengah-tengah santri. Negara mesti memperhatikan akses kesehatan dan pendidikan santri yang selama ini terabaikan,” harapnya.

Dilihat dari realisasi postur anggaran pendidikan, memang nampak adanya ketimpangan anggaran sarana dan prasarana untuk pesantren. Sebagai contoh, alokasi anggaran fungsi pendidikan Islam di Kementerian Agama kurun waktu 2014-2016 rata-rata hanya sebesar 11 persen dari total anggaran pendidikan.

Total anggaran pendidikan sebagaimana amanat konstitusi sebesar 20 persen, yaitu Rp403,1 triliun sedangkan anggaran madrasah dan pesantren Rp44,5 triliun. Dalam kurun waktu yang sama, anggaran peningkatan akses, mutu, dan relevansi madrasah hanya mencapai 4 persen atau Rp15,5 triliun.

Data tersebut menunjukan keberpihakan dan kepedulian negara terhadap peningkatan mutu madrasah dan pondok pesantren masih sangat rendah. Terlebih lagi, dalam postur anggaran pendidikan Islam juga belum jelas disebutkan anggaran khusus bagi pondok pesantren.

Padahal, animo masyarakat Indonesia kepada madrasah dan pesantren cukup tinggi. Saat ini jumlah madrasah tingkat kanak-kanak, ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah mencapai 76.551. Ironisnya 94,93 persen dari jumlah itu dikelola masyarakat dan sisanya oleh pemerintah.

“Tentu memilukan ya, pondok pesantren di Indonesia sebanyak 27.230 keseluruhannya dikelola oleh masyarakat, tanpa ada campur tangan pemerintah,” pungkas Ninik.

Tags : Hari Santri Nasional , 1 Milyar Shalawat Nariyah

Berita Terkait