Luncurkan Santrinet, Gus AMI Ajak Santri Tebar Prinsip Aswaja di Dunia Maya

| Kamis, 22/10/2020 15:32 WIB
Luncurkan Santrinet, Gus AMI Ajak Santri Tebar Prinsip Aswaja di Dunia Maya Panglima Santri, Abdul Muhaimin Iskandar menghadiri peringatan Hari Santri Nasional 2020 di Malang (foto Radarbangsa/AL)

MALANG, RADARBANGSA.COM - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus Panglima Santri, Abdul Muhaimin Iskandar mendorong santri dan pesantren untuk progresif agar mampu merespon perubahan-perubahan global tanpa menanggalkan akar tradisi yang diwariskan para masyayikh.

“Santri harus mampu merespon perubahan-perubahan global tanpa mencabut akar tradisi. Itulah yang mampu membentuk karakter santri,” kata pria yang karib disapa Gus AMI saat menghadiri peringatan Hari Santri Nusantara di Malang, Kamis, 22 Oktober 2020.

Saat ini, lanjut Gus AMI, di Indonesia terdapat sekitar 175,4 juta pengguna internet. Artinya, 64 persen penduduk Indonesia itu mempunyai akses ke dunia maya.

“Jika satu dari kita mampu mengajak berapa persen saja dari jumlah itu untuk masuk di platform Santrinet, kita telah ikut berperan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang berlandas pada prinsip-prinsip tawassut, tasamuh, ta’adul serta tawazun sebagaimana terkandung dalam ajaran ahlussunah wal jama’ah (Aswaja),” ujarnya.

Santrinet merupakan sebuah platform yang resmi diluncurkan Gus AMI di Malang. Menurut Gus AMI, aplikasi ini adalah terobosan alternatif untuk menutup celah-celah yang selama pandemik tak mungkin dilakukan.

Dia menambahkan, di tengah pandemi, pesantren tetap harus menjadi garda depan dalam pengembangan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin dan sebagai pusat peradaban Islam Indonesia.

"Mandat dan amanah ini harus dijaga, dan salah satunya adalah dengan tetap menjaga proses dipesantren tidak terhenti melalui pengembangan infrastruktur teknologi di pesantren”, tegasnya dalam acara dihadiri Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar.

Dari situlah menurut Gus AMI, peringatan Hari Santri harus menjadi momentum untuk meneguhkan bahwa pesantren sebagai wajah asli Islam Indonesia harus mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan global, temasuk dibidang teknologi.

Dialog-dialog agama dan sains dengan tidak tercerabut dari akar tradisi adalah keniscayaan yang tak bisa ditawar.

Pandemi ini menurut Gus AMI, memaksa kita semua, termasuk santri dan pesantren, untuk  merumuskan kembali peran-peran sosial pesantren agar keberadaannya mampu memberikan sumbangan nyata terhadap masyarakat sekitarnya.

"Prinsipnya adalah pengembangan pesantren adalah al-muhafadhoh ala al-qodim as-sholih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah yang selama ini dibuktikan dg eksistensi dan peran pesantren yg senantiasa relevan di setiap zaman", pungkasnya.

Tags : Gus AMI , Hari Santri Nasional

Berita Terkait