PKB Kembali Kaji Kitab Risalah Ahlussunah Wal Jamaah Bareng Gus Kautsar

RADARBANGSA.COM - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali menggelar kajian kitab Risalah Ahlissunnah Wal Jamaah karya Hadratussyaikh Hasyim Asy`ari di kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Februari 2021. Kajian ini adalah kali kedua digelar setelah sebelumnya juga dihelat pada November 2020 yang lalu.

Acara tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI, Sekjen DPP PKB M Hasanuddin Wahid, Ketua Bidang Pendidikan dan Pesantren DPP PKB KH Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf, serta dihadiri oleh DPW, DPC se-Indonesia serta kader PKB baik hadir secara langsung maupun virtual.

"Alhamdulillah, terimakasih pada sore hari ini kita dipertemukan dalam keadaan sehat. Kita semua tiada henti-hentinya bersyukur di tengah berbagai tantangan, termasuk pandemi, kita terus bisa istiqomah bisa menjalankan kewajiban masing-masing, termasuk hari ini bisa mengadakan kajian kitab kuning yang kedua di kantor ini," kata Gus AMI mengawali sambutannya.

Kajian ini dipandu oleh Pengasuh Ponpes Al-Falah, Ploso, KH. Abdurrahman Al-Kautsar dan dihadiri pula oleh sejumlah Kiai dari Jawa Timur, di antaranya Gus Fahim Rouyani, Kiai Abddussalam Shohib, serta sejumlah tokoh lainnya.

Menurut Gus AMI, kajian kibat kuning merupakan harapan sekaligus tuntutan dari masyarakat, terutama dari kader PKB di seluruh Indonesia.

"Bahkan ada yang minta dipermanenkan, diupload di Youtube termasuk menyangkut Mbah Hasyim supaya semakin banyak referensi, rujukan terutama kaum muda dalam memahami karya-karya Mbah Hasyim, diramu dalam berbagai platform media sosial yang tepat dan menarik sesuai harapan masyarakat," tutur Gus AMI.

Gus AMI secara khusus berpesan kepada Ketua Bidang Pendidikan dan Pesantren DPP PKB, KH Muhammad Yusuf Chudlori atau Gus Yusuf untuk terus menggelar kajian tidak hanya kitab-kitab karya Kiai Hasyim, namun juga warisan pemikirannya di berbagai bidang. 

"Saya minta Gus Yusuf terus menggelar kajian seperti ini. Tidak hanya kitab-kitabnya (Kiai Hasyim Asy`ari), tapi juga karya peradabannya, terutama sosial politik dan ekonomi yang akan terus kita kaji dan sajikan untuk masyarakat." tukas Gus AMI.