Gus AMI: Dai Tidak Boleh Ahistoris, Instan dan Tidak Mendalam

| Senin, 24/05/2021 17:05 WIB
Gus AMI: Dai Tidak Boleh Ahistoris, Instan dan Tidak Mendalam Ketua Umum DPP, Gus Ami (Doc: Radarbangsa)

RADARBANGSA.COM - Tanggungjawab menjaga spirit keislaman melekat pada setiap insan, terutama bagi para penebar dakwah atau dai dan daiyah. Spirit keislaman perlu berjalan beriringan dengan perubahan yang semakin kompleks.

Demikian disampaikan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI dalam grand final festival da’i dan da’iah virtual yang digelar DKN Garda Bangsa, Senin, 24 Mei 2021.

"Saya menyambut baik dan bersyukur festival Dai Garda Bangsa sebagai bagian tanggungjawab kita menjaga spirit Islam untuk menjadi kekuatan dahsyat menuju perubahan. Hari ini kita harus siap mental terhadap keadaan yang semakin sulit," kata Gus AMI.

Wakil Ketua DPR RI ini menambahkan, tantangan umat Islam saat ini sudah berubah total, baik dari sisi medan juangnya, teknologi informasi, ditambah lagi dengan pandemi yang tidak pernah dibayangkan akan muncul di dunia.
Pun demikian dengan nasib dakwah Islam. Menurut Gus AMI, dakwah Islam di Indonesia mengalami pergeseran dan perubahan yang sulit terjangkau.

"Giroh dan semangatnya tidak bisa kita bendung, di sisi lain masuknya ideologi global yang tanpa batas menambah kesulitan itu. Bagaimana nilai keumatan, basyariah, persaudaraan, dan juga wathoniyah mengalami redevinisi," tuturnya.
Karena itu, Gus AMI menaruh harapan besar kepada para ara dai untuk turut mempersiapkan diri menghadapi perubahan itu. Berbagai kemajuan saat ini harus ditingkatkan kualitas, keilmuan, kealiman, juga referensinya dalam setiap giat dakwah.

"Jangan sampai adik-adik dai ini dakwahnya ahistoris, putus dengan sejarah keislaman di Indonesia. Kita harus syukuri peran wali, auliya yang berhasil mengembangkan Islam yang mengakar dan utuh hingga kita rasakan sampai saat ini. Dakwah kita juga tidak boleh instan dan tidak mendalam. Harus juga off out the box," terangnya.

Gus AMI juga mengajak seluruh finalis festival dai itu untuk bangkit dan lepas dari persoalan yang dihadapi dengan semangat dan spirit ajaran Islam.

"Islam adalah kekuatan yang merata, sholawat, mujahadah menggema di mana-mana yang berimbas ke semua aspek, termasuk dalam kenegaraan," tukas Gus AMI.

Grand final festival dai-daiah DKN Garda Bangsa bertema "Pemuda dan Kebangkitan Bangsa" ini digelar secara virtual dengan menghadirkan 3 juri profesional, yaitu David Chalik, Arzeti Bilbina, dan Fauzan Amin.

Tags : Gus AMI , Garda Bangsa , Dai , Da’i

Berita Terkait