Menlu Retno: Kita Tidak Boleh Biarkan Pemulihan Global Tersandera Geopolitik

| Selasa, 27/09/2022 16:59 WIB
Menlu Retno: Kita Tidak Boleh Biarkan Pemulihan Global Tersandera Geopolitik Retno Marsudi (Menteri Luar Negeri RI). (Foto: Kemlu RI)

RADARBANGSA.COM - Indonesia menyerukan perlunya tatanan dunia yang berdasarkan paradigma kolaborasi dalam menghadapi tantangan global.

“Paradigma win-win, bukan zero-sum. Paradigma merangkul, bukan mempengaruhi (containment). Paradigma kolaborasi, bukan kompetisi. Ini adalah solusi tansformatif yang kita butuhkan,” ujar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi, saat berbicara di Sidang Majelis Umum (SMU) PBB ke-77, di New York, Amerika Serikat, Senin, 26 September 2022.

Menurut Menlu Retno, kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan di tengah pandemi yang berkepanjangan, ekonomi dunia yang masih kelam, perang yang bukan lagi sebuah kemungkinan tapi sebuah kenyataan, dan pelanggaran terhadap hukum internasional yang telah menjadi norma untuk kepentingan sebagian.

“Krisis pun datang silih berganti, dari pangan, energi, hingga perubahan iklim. Seharusnya dunia bersatu untuk mengatasinya, namun sayangnya, dunia justru terbelah, sehingga menyulitkan kita berupaya mengatasi kondisi ini,” ujarnya.

Menlu Retno menyampaikan bahwa prinsip kedaulatan dan integritas wilayah tidak bisa ditawar. Prinsip-prinsip ini harus senantiasa ditegakkan.

“Penyelesaian masalah secara damai harus menjadi satu-satunya solusi untuk setiap konflik,” tukasnya.

Lebih lanjut, Menlu Retno mengatatakan, saat ini solidaritas global semakin menyurut, diskriminasi perdagangan dan monopoli rantai pasok global terjadi di mana-mana, serta tata kelola ekonomi global dimanfaatkan untuk kepentingan negara kuat.

“G20 tidak boleh gagal jadi katalis pemulihan dunia. Kita tidak boleh membiarkan pemulihan global tersandera oleh geopolitik,” tegasnya.

Tags : Pemulihan Ekonomi Global

Berita Terkait