Korea Selatan Hadapi Angka Kelahiran yang Rendah

| Selasa, 06/12/2022 15:04 WIB
Korea Selatan Hadapi Angka Kelahiran yang Rendah Bayi (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM – Pemerintah Korea Selatan dilaporkan kesulitan menyelesaikan masalah angka kelahiran yang rendah di negaranya.

Melansir CNN, angka kesuburan wanita di Korsel mencapai rekor terendahnya di 0,79% pada November 2022.

Kekhawatiran pemerintah semakin meningkat mengingat jika dibandingkan negara lainnya tingkat kesuburan Korsel masih dibawah Amerika Serikat (1,6) dan Jepang (1,3).

Bahkan lebih jauh lagi, Pemerintah telah menggelontorkan investasi besar – besaran senilai lebih $200 miliar untuk meningkatkan populasi dalam 16 tahun terakhir .

Presiden Yoon Suk Yeol sempat merinci, investasi itu meliputi dukungan keuangan yang lebih menjanjikan untuk bayi baru lahir. Tunjangan bulanan untuk orang tua dengan bayi hingga usia 1 tahun dan sebagainnya.

Beberapa ahli mengungkapkan rendahnya minat memiliki anak di Korea Selatan adalah faktor ekonomi dan Budaya. Dari sisi ekonomi, masyarakat Korsel ketakutan biaya hidup yang tinggi tidak mampu mensejahterakan anaknya. Sementara dari sisi budaya ada kekhawatiran yang meluas bahwa pekerja yang mengambil “cuti” dengan alasan keluarga tidak diutamakan untuk promosi ke jenjang karir berikutnya.

"Meski di atas kertas, cuti melahirkan telah ditingkatkan, hanya sedikit yang merasa nyaman untuk mengambilnya secara penuh” demikian ungkap seorang narasumber seperti dikutip Allkpop, Selasa 6 Desember 2022.

Tidak hanya itu, ada budaya “team-building” di luar jam kerja, yang tidak disukai untuk dilewatkan di Korea Selatan. "Pembentukan tim" setelah jam kerja ini dianggap sebagai perpanjangan jam kerja, dan ada tekanan sosial bagi pekerja perusahaan untuk hadir. 

 

Tags : Korsel , angka kelahiran ,

Berita Terkait