Gus Alam Wafat, Ketua FPKB DPR RI: Kehilangan Besar bagi Kami 

RADARBANGSA.COM - Kabar duka meliputi keluarga besar Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI. Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa KH Alamuddin Dimyati Rois berpulang Selasa pagi, (6/5/2025).  

Putra ulama karismatik KH Dimyati Rois Kendal tersebut meninggal dunia usai mendapat perawatan selama empat hari di Rumah Sakit Budi Rahayu Pekalongan, Jawa Tengah. “Keluarga besar Fraksi PKB berduka atas meninggalnya sosok politisi kiai yang mencurahkan dirinya untuk mengabdi kepada partai, pondok pesantren dan umat,” ungkap Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Jazilul Fawaid Selasa (6/5/2025). 

Gus Jazil-sapaan akrab Jazilul Fawaid-mengatakan meskipun berusia muda, namun Gus Alam mampu memberikan warna bagi perjalanan fraksi PKB. Gus Alam menjadi sosok insipirasi bagi para santri jika lulusan pesantren tetap mampu berkiprah dalam ajang politik nasional. “Kami berharap tunas-tunas santri di dunia politik terutama di PKB tetap tumbuh untuk mewarnai kebijakan nasional,” katanya. 

Gus Jazil mewakili keluarga besar Fraksi PKB DPR RI meminta maaf jika Gus Alam selama berkiprah di parlemen dan masyarakat ada kesalahan baik sengaja maupun tidak sengaja. Menurutnya sebagai manusia Gus Alam tentu punya kekhilafan sehingga dibutuhkan pintu maaf. “Kami mohon maaf kepada para kolega dan konstituen jika ada kesalahan dari Gus Alam. Semoha beliau ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT,” katanya. 

Rencananya, Gus Alam akan dikebumikan di kompleks Pondok Pesantren Al Fadlu 2 di Desa Sidorejo, Brangsong, Kabupaten Kendal pada Selasa sore (6/5/2025).  Gus Alam merupakan salah satu korban kecelakaan maut yang terjadi di ruas tol Pemalang-Batang, tepatnya di KM 315 wilayah Desa Karangasem, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah pada Jumat (2/5/2025) sekitar pukul 02.40 WIB. Kala itu, Gus Alam usai menghadiri pengajian rutin setiap malam Jumat Wage di Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Brebes pada Kamis (1/5/2025). Mobil Toyota Innova bernomor H-1980-CM yang ditumpangi Gus Alam menabrak truk fuso dari belakang. Dua penumpang tewas di lokasi kejadian. 

Lahir di Kaliwungu, Kabupaten Kendal pada 26 Desember 1980, Gus Alam memantapkan diri untuk terlibat secara aktif di dunia politik melalui partai PKB. Sebelumnya, Gus Alam menduduki posisi sebagai Wakil Ketua Garda Bangsa, organisasi kepemudaan PKB. Pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadllu wal Fadhilah ini terpilih sebanyak empat periode sebagai anggota DPR daerah pemilihan I Jawa Tengah yang mencakup Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang, Kota Semarang dan Salatiga. 

Keterlibatannya di dunia politik tak lepas dari wejangan ayahandanya, KH Dimyati Rois. Wejangan sang ayah itulah yang ia sampaikan saat acara ‘Penguatan Politik bersama KH Ma’aruf Amin’ pada (26/12/2024). Di hadapan ribuan peserta, ia mengatakan bahwa menjadi seorang kiai berarti juga harus memahamidunia politik. Dunia politik menurutnya dapat dimasuki siapapun tanpa terkecuali, termasuk oleh seorang kiai. 

Bagi Gus Alam, seorang kiai yang terlibat dalam dunia politik diharapkan dapat mewarnai dan bahkan dituntun oleh nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Berpolitik baginya adalah akhlakul kharimah. Tidak menipu, tidak mengadu domba dan tak teradu domba. Menurutnya mempertahankan nilai, persaudaraan dan persatuan jauh lebih penting.

Selama menjabat sebagai anggota DPR, ia adalah sosok yang aktif memperjuangkan suara rakyat khususnya dalam dunia keagamaan. Menurutnya, Indonesia adalah negara yang paling mampu menjaga kerukunan umat beragama atas dasar pancasila. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya menjaga kerukunan beragama di Indonesia.  

Sehari-hari, Gus Alam hidup dalam kesederhanaan. Ia lebih memilih menggunakan sarung dan baju koko serta peci hitam ketika menerima tamu di rumahnya atau saat mengisi kajian yang secara rutin diadakan. Sepanjang hidupnya, ia selalu berusaha menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Seperti motto hidupnya: Berjuang tanpa lelah, hadir untuk rakyat.