Lomba Cerpen Santri 2018
Kisah di Balik Nampan

Oleh: Riski Wijayanti
RADARBANGSA.COM - Siang menjelang sore suasana masih bersahabat dengan langit berawan yang mengiringi langkah kami menuju pondok sepulangnya dari diniyah.
"Oke, Ais yang ambil nasi sama sayur dan Fitri yang ambil minum. Nanti biar aku yang mencuci nampannya (tempat untuk makan berbentuk lingkaran),"
"Kamu ikut makan atau tidak, Shof?"
"Becanda aja! Ya pastinya lah aku ikut, mana ada seorang Shofwa yang pulang diniyah tidak kelaparan," sontak teman-temanku tertawa sambil menghadapku yang sedang menata sendal di rak dapur.
Makan bersama adalah ciri khas santri yang sulit dihilangkan, terlebih dipondok salafi seperti ini. Kami selalu menikmati kegiatan itu sepulang diniyah sebelum jama`ah ashar.
"Kamu ikut makan atau tidak, Shof?"
"Becanda aja! Ya pastinya lah aku ikut, mana ada seorang Shofwa yang pulang diniyah tidak kelaparan," sontak teman-temanku tertawa sambil menghadapku yang sedang menata sendal di rak dapur.
Makan bersama adalah ciri khas santri yang sulit dihilangkan, terlebih dipondok salafi seperti ini. Kami selalu menikmati kegiatan itu sepulang diniyah sebelum jama`ah ashar.
***
"Teman-teman, hari ini sayurnya apa ya?"
"Hari kamis sayur asem, Is!" Jawabku tanpa berfikir lama.
"Kalau besok apa?"
"Besok sayur terong, hari sabtu sayur bening, hari minggu sayur kangkung, hari seninnya..."
"Stop! Stop! Stop!(menggeleng-gelengkan kepala) Salut deh, Shofwa itu memang gemar makan, sampai hafal jadwal menunya juga," ujar Dewi, teman seangkatanku yang paling jahil. Akhirnya aku lagi yang menjadi bahan tertawaan mereka.
"Iyadeh, terserah kalian! Yang penting perut kita kenyang, hahaha"
"Hari kamis sayur asem, Is!" Jawabku tanpa berfikir lama.
"Kalau besok apa?"
"Besok sayur terong, hari sabtu sayur bening, hari minggu sayur kangkung, hari seninnya..."
"Stop! Stop! Stop!(menggeleng-gelengkan kepala) Salut deh, Shofwa itu memang gemar makan, sampai hafal jadwal menunya juga," ujar Dewi, teman seangkatanku yang paling jahil. Akhirnya aku lagi yang menjadi bahan tertawaan mereka.
"Iyadeh, terserah kalian! Yang penting perut kita kenyang, hahaha"
Kami tidak pernah mempermasalahkan pola makan apalagi menu makan kami, entah pakai sayur asem, sayur terong, sayur bening, ataupun sayur daun jati sekalipun kami tetap lahap memakannya asalkan ramai-ramai (becanda). Ya maklum saja, kami ini anak rantau yang jauh dari orangtua, tentunya kami harus belajar qanaah (apa adanya) terutama masalah makanan.
***
Libur semester telah tiba, aku dan teman-temanku memutuskan untuk menghabiskan masa liburan dirumah. Satu minggu lamanya aku menghabiskan waktu liburanku tanpa teman-temanku. Tidur sendiri, mencuci sendiri, makan sendiri, dan semuanya serba sendiri.
Baca selengkapnya di sini
Berita Terkait
Berita Populer
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
Berita Terkini