Lomba Cerpen Santri 2018

Impian Cahaya Kelabu

| Selasa, 06/11/2018 21:50 WIB
Impian Cahaya Kelabu Dok Radarbangsa

Oleh: Shohwatul Zahra Sayyidah 

RADARBANGSA.COM - Aku masih termenung di hadapan kaca siluet yang tak ada bosannya melihat tampangku yang tak sempurna, dalam diam hati ku bekecamuk ingin kembali ke tempat itu, tempat yang selalu dirindukan, tempat yang menjadi rumah kedua dari kediaman nyata, tempat tak begitu luas layaknya istana, namun tempat itu istana di surga kelak, yaitu pondok pesantren.

Aku ingin menemui burung hantu yang selalu datang sesudah isya, dia mengabsen segala kegiatan yang ku kerjakan, dia juga sebagai pengingat disaat aku lupa sedikit saja.

Aku merindukan guruku yang sering ku sebut ‘ustadzah’ yang selalu hadir dan sedia saat kami butuh ilmunya. Namun semua berakhir saat itu terjadi, aku sangat trauma dengan semua adegan itu, namun itu takdir.

***

Setahun lalu...

“Hafshah, kamu antrian ke berapa?” Icha menghampiriku dengan nafas berat, tangannya menekan dada yang terus kembang kempis sehabis lari tadi.

“Antri apa?” balasku dengan alis terangkat.

Icha menepuk bahuku setelah beberapa teguk air ia minum dari botol entah siapa pemiliknya pun yang ada.

“Antri mandi lah!” lanjutnya dengan nada kesal.

“Oh, biasa aku ketiga! Sehabis aku, masih panjang lagi, kamu telat!” aku terkekeh kecil sembari merebut botol yang di genggamnya “Tukang goshob!” lanjutku lalu ikut meminum isi botol itu, kami pun tertawa.

“Aku hanya bertanya, aku antrian kesatu kok di kamar mandi fathayat!” ucapnya lalu pergi meninggalkanku dengan dengusan centilnya, aku hanya menggeleng dan pergi mengisi botol itu, jangan sampai pemilik menerima dengan hasil kosong secara tiba-tiba. Tak hanya Icha yang suka goshob, hampir semua santriah termasuk aku, hanya saja aku mengisinya karena itu milik kakak kelas!

Baca selengkapnya di sini

 

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait