Lomba Cerpen Santri 2018

Hilangnya Sosok Itu

| Rabu, 07/11/2018 19:00 WIB
Hilangnya Sosok Itu Dok Radarbangsa

Oleh: Rilla Ilmi Zhavira

RADARBANGSA.COM - Pagi yang indah, burung-burung berkicauan. Menyambut hangatnya pagi di pondok suci ini. Semua santriwati menyibukkan dirinya. Entah angin apa yang membawaku semalam, terbangun dari tidurku, tetesan keringat mengucur dari seluruh wajahku. Aku terdiam dengan keadaanku.

Dari ujung kaki hingga ujung kepala badanku menggigil, tubuhku panas tinggi. Sedangkan teman-temanku panik melihat keadaanku. Temanku menyuruhku untuk tetap beristirahat tapi, aku menolaknya. Karena besok ujian akan dilahirkan. Hari ini adalah hari jum’at, hari libur para santriwati. Semua santriwati menyiapkan belajarnya untuk ujian besok. Lain dengan ku, aku berusaha menghafal pelajarnku. Tapi keadaanku yang semakin memburuk pun membuatku terbaring lemas dikamar. Fisya adalah nama panggilanku

“Fisya !! Bagaimana keadaanmu??”. Tanya Tari sahabatku

“Anti gak usah khawatir, ana akan tetap ujian besok,!!!” Balasku

“Anti yakin??? Badan Anti masih panas loh,,” kata Tari

“Insya Allah Ana sembuh besok, dengan izin Allah” jawabku

Saat malam tiba tepatnya setelah Isya, berbunyilah lonceng atau yang biasa kami sebut dengan jaros. Para ukhty munazzhomahnya menghitung kami untuksegera keluar  dari asrama. Sebelum pintu asrama dikunci, seluruh santriwati berlarian keluar asrama. Para santriwat pun pergi ke tempat belajar mereka masing-masing.

Kami boleh belajar dimana saja, asalkan itu nyaman bagi sendiri sendiri. Lalu aku berpikir “ jika aku tak belajar malam ini, bagaimana dengan ujian ku besok? Aku harus belajar malam ini!!” gumamku. Lalu aku belajar di mesjid, tempat biasa aku belajarbersama Tari. Tapi aku tak melihat Tari, aku bertanya kepada temanku yang lain tapi mereka tidak melihatnya. Lalu aku melanjutkan belajarku. Saat malam semakin larut Ilmi teman sekamarku mengajakku kembali ke asrama

“Fisya ayo ke asrama!! Ana rasa akan turus hujan,” triaknya

“hmmmmm, duluan lah Ana nyusul nanti” balasku sambil mencari Tari

“Ya udah ana duluannya,” ucapnya

“iya, duluan saja” terakku.

Sudah lama ku mencari tari tiba- tiba hujan turun dengan sangat lebat. Posisiku saat itu jauh dengan asrama. Aku hujan-hujan tubuhku menggigil kedinginan, pandanganku sangat buram, kepalakupun pusing sekali. Aku tidak tahan lagi menahan sakitnya. Setelah itu aku tidak tau lagi apa yang terjadi, dan ternyata aku pingsan.

Baca selengkapnya di sini

 

 

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait