Tingkatkan Daya Saing di Dunia Kerja, Menaker Minta Indonesia Lakukan ini

| Senin, 23/09/2019 19:21 WIB
Tingkatkan Daya Saing di Dunia Kerja, Menaker Minta Indonesia Lakukan ini M Hanif Dhakiri (Menteri Ketenagakerjaan RI). (Dok Kemnaker RI)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengatakan bahwa Indonesia bukan hanya kalah dalam menarik investasi dengan Vietnam, tapi juga kalah dari sisi daya saing tenaga. Misalnya soal produktivitas tenaga kerja seperti jam kerja per hari.

Diakuinya, dibandingkan dengan negara ASEAN, dimana jam kerjanya 48 jam dalam seminggu, Indonesia hanya memiliki jam kerja 40 jam selama seminggu. Selain itu, soal aturan hubungan industrial seperti pesangon atau pun PHK dan lainnya juga beda.

"Belum lagi skill dan struktur kerja di Indonesia susah. Mau PHK orang, susah setengah mati. Prosesnya dari prosedurnya dan competitive (daya saing) setengah mati," ujar Hanif dalam Indonesia Economic Outlook 2020 di Kantor BKF Kemenkeu, Senin, 23 Septemeber 2019.

Ia bilang dari sisi Incremental Capital Output Ratio (ICOR), Indonesia pun kalah dari Vietnam. Dalam hal ini, ICOR merupakan ukuran yang menyatakan besarnya tambahan modal yang diperlukan untuk meningkatkan output.

"Ekosistem ketenagakerjaan kita sangat kaku, sangat tidak kompetitif. Misalnya ICOR-nya kita 6,3, Vietnam 4,3. Angka 6,3 sama 4,3, itu kita sudah nggak kompetitif karena ICOR terkait masalah produktivitas," tuturnya.

Menurut Hanif, Indonesia harus menyesuaikan sistem seperti yang dilakukan Vietnam dalam mengejar daya saing di dunia tenaga kerja. "Indonesia harus menyesuaikan diri. Kalau nggak mati. Misalnya, Indonesia mau tidak mau, suka tidak suka harus ikut Vietnam dari 10 tahap dijadikan 3 tahap. Konsekuensinya tadinya punya karyawan 1.000, harus PHK 700," ujarnya. 

Tags : Menaker , Tenaga Kerja , PHK

Berita Terkait