Ekonom: Indonesia Butuh Investasi dari Luar untuk Biaya Pembangunan

| Selasa, 11/08/2020 17:23 WIB
Ekonom: Indonesia Butuh Investasi dari Luar untuk Biaya Pembangunan Ladang Panel Surya di Sulawesi Utara (Foto: Kementerian ESDM)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM – Dr. Aviliani SE, seorang ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai jika Indonesia masih membutuhkan tumpuan investasi dari luar negeri untuk mengejar target pembangunan.

“Kita punya yang namanya gap, yaitu saving investment gap. Saving kita itu tidak cukup untuk membiayai kebutuhan domestic sendiri, jadi kita membutuhkan investasi dari luar,” Jelasnya dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan oleh  SMRC, Selasa 11 Agustus 2020.

Ia menilai jika Gap yang ada ini cukup besar, oleh karenanya pemerintah banyak menyebutkan kebutuhan untuk mencari investor di berbagai kebijakan yang dibuat.

Aviliani memaparkan jika saat ini Cina akan memindahkan banyak perusahaan-perusahaannya ke berbagai negara. Ia pun menyebut jika ini adalah peluang untuk Indonesia.

“Karena kita membutuhkan investasi, karena kita memang kekurangan dana. Di domestik sendiri tidak lengkap atau tidak cukup untuk investasi ke depan,” ujarnya.

Sementara untuk kondisi di Indonesia sendiri, Aviliani menilai jika Indonesia termasuk wilayah yang sangat potensial bagi para investor asing.

“Yang pertama adalah bonus demogarafi. Sekarang walaupun sebelum COVID kita bisa lihat bahwa kelas menengah kita itu cenderung sudah mulai meningkat walaupun sektornya informal. Jadi memang informal itu jangan dilihat sebagai sesuatu yang buruk, tetapi ke depan, menurut saya, akan terjadi justru banyak pekerja sektor informal tapi pendapatannya sudah jauh lebih baik,” jelasnya.

Lebih lanjut ia memaparkan bahwa Indonesia telah memiliki kelas menengah yang sudah jauh lebih saat ini.

“Jadi sebenarnya ini tidak hanya untuk investor asing, PMDN pun juga sebenarnya harus melihat bahwa Indonesia ini merupakan potensi yang sangat besar dalam berinvestasi karena per kapita kita sudah cukup tinggi,” paparnya.

Tags : PMA , Investasi , Asing , Pembangunan

Berita Terkait