Pasar Domestik Lemah, API Nilai RI Masih Kebanjiran Tekstil Impor

| Jum'at, 22/01/2021 20:51 WIB
Pasar Domestik Lemah, API Nilai RI Masih Kebanjiran Tekstil Impor Industri Tekstil (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM – Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Sastraatmaja menyampaikan jika saat ini tantangan terbesar dari Industri tekstil dan produk tekstil (TPT)  adalah kurangnya pangsa pasar domestik. Hal ini diakibatkan dari banjirnya produk impor di dalam negeri.

Jimmy mencatat, setidaknya di tahun 2018 pangsa Industri TPT dalam negeri mencapai 57,02 persen, sementara pangsa impor dalam negeri mencapai  42,98 persen. Begitu pula di tahun 2019, pangsa Industri TPT dalam negeri mencapai 56,60 persen sedang pangsa impor dalam negeri mencapai 41,42 persen.

“Jadi pada saat 2018 dan 2019, terutama 2019, kita benar benar dibanjiri oleh barang – barang impor,” ungkap Jemmy dalam Webiner Agenda Reindustrialisasi Pasca Pandemi, Kamis 21 Januari 2021.

Disamping itu, pandemi juga membuat daya beli masyarakat sedang menurun ditambah dengan keran impor tekstil dari pemerintah yang  memang terbuka lebar.

“Kita juga harus lihat kalau kita terlalu membuka keran impor, level playing field nya Indonesia sangat berbeda, contoh dari segi upah tenaga kerja saja, negara lain upahnya sangat rendah  seperti Bangladesh, Vietnam dan India,” tutur Jimmy.

Akibat dari murahnya tenaga kerja di beberapa negara diatas maka produk tekstil yang diekspor akan lebih kompetitif di pasar global, termasuk yang diekspor ke Indonesia saat ini.

Lebih lanjut, Jimmy menilai jika pemerintah terlalu banyak memikirkan pangsa ekspor untuk produk tekstil, padahal Indonesia sendiri merupakan negara dengan populasi terbesar nomor empat  di dunia.

 

Tags : tesktil impor , pasar tekstil

Berita Terkait