Harga Minyak Kembali Menguat Ditopang Kenaikan Dolar

| Senin, 23/08/2021 12:30 WIB
Harga Minyak Kembali Menguat Ditopang Kenaikan Dolar Kilang Minyak (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Harga minyak berbalik menguat pasca jatuh ke level terendah selama sepekan.

Kenaikan harga minyak didukung sikap investor yang mulai memesan minyak mentah pada bargain level, meski ada kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 global yang dapat mempengaruhi permintaan bahan bakar.

Di sisi lain, penguatan dolar AS yang mendekati level tertinggi membuat harga minyak lebih mahal bagi pembeli asing ketika greenback menguat.

Mengutip Reuters, minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 60 sen, atau 0,9%, menjadi USD65,78 per barel pada pukul 08.58 WIB, setelah mencapai level terendah sejak 21 Mei di USD64,60 per barel pada awal sesi.

Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober, patokan Amerika Serikat, meningkat 53 sen, atau 0,9%, menjadi USD62,67 per barel, pulih dari posisi USD61,74, level terendah sejak 21 Mei, yang disentuh pada awal perdagangan Asia.

Kedua tolok ukur tersebut menandai kerugian mingguan terbesar mereka dalam lebih dari sembilan bulan, pekan lalu - Brent anjlok sekitar 8% dan WTI merosot sekitar 9% - ketika pasar bersiap menghadapi perlambatan permintaan bahan bakar di seluruh dunia akibat lonjakan pandemi.

"Harga minyak mengambil jeda (pada Senin) setelah turun tajam pekan lalu," kata Kazuhiko Saito, Kepala Analis Fujitomi Securities Co Ltd seperti dikutip pada Senin, 23 Agustus 2021.

"Kami memperkirakan lebih banyak penyesuaian pekan ini, tetapi sentimen pasar kemungkinan akan tetap bearish dengan meningkatnya kekhawatiran atas permintaan bahan bakar yang lebih lambat di seluruh dunia,” katanya.

Banyak negara di seluruh dunia menanggapi lonjakan tingkat infeksi virus korona, yang dipicu varian Delta, dengan menambahkan pembatasan perjalanan untuk mengekang penyebaran.

China, importir minyak mentah terbesar di dunia, memberlakukan pembatasan baru dengan kebijakan virus korona `tanpa toleransi`, yang memengaruhi pengiriman dan rantai pasokan global. Amerika Serikat dan China juga saling memberlakukan pembatasan kapasitas penerbangan.

 

Tags : Harga Minyak , Dolar

Berita Terkait