Indeks Manufaktur Agustus Membaik Meski Masih di Zona Kontraksi

| Jum'at, 03/09/2021 13:23 WIB
Indeks Manufaktur Agustus Membaik Meski Masih di Zona Kontraksi Industri Makanan dan Minuman (Mamin) (Doc: Pelaku Bisnis)

RADARBANGSA.COM - Meski masih di wilayah kontraksi, Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor manufaktur Indonesia pada bulan Agustus 2021 membaik ke angka 43,7 poin. dari 40,1 poin pada bulan sebelumnya.

Kontraksi PMI Manufaktur di Indonesia sejalan dengan kontrrraksi di beberapa negara, termasuk keenam negara konstituen PMI lainnya di ASEAN yakni Myanmar (Juli 33,5 vs Agustus 36,5), Vietnam (45,1 vs 40,2), Malaysia (40,1 vs 43,4), Singapura (56,3 vs 44,3), Filipina (50,4 vs 46,4), dan Thailand (48,7 vs 48,3).

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, menjelaskan bahwa masih tertekannya sektor manufaktur adalah imbas dari penyebaran Covid-19 yang berada di level tertinggi pada Juli 2021 lalu.

"Penyebaran Covid-19 masih menjadi penyebab terbebaninya sektor manufaktur selama dua bulan berturut-turut sejak Juli 2021. Namun demikian, mulai menurunnya kasus Covid-19 per 31 Agustus 2021 telah mampu memperbaiki indikator produksi dan permintaan, meski masih dalam level yang kontraktif” kata Febrio dalam keterangannya, Kamis 2 September 2021.

Hambatan pada produksi dan permintaan ini disebabkan oleh eskalasi kasus Covid-19, meski tekanan tersebut sedikit mereda seiring puncak kasus di bulan Juli yang telah terlewati.

"Permintaan ekspor baru juga masih tercatat menurun meski dalam kisaran yang lebih lambat," lanjut Febrio.

Perusahaan masih mewaspadai gelombang kedua Covid-19, sehingga masih terdapat pengurangan tenaga kerja. Kebijakan WFH dan absen kerja karena Covid-19 menyebabkan penurunan kapasitas perusahaan.

Dari sisi pembelian dan stok, perusahan juga mengurangi aktivitas pembelian meski pada laju yang lebih rendah dibandingkan Juli. Kendala pengiriman yang masih disebabkan oleh gangguan Covid-19 menyebabkan perpanjangan waktu pemenuhan pesanan selama 19 bulan berturut-turut.

Selain karena kendala tersebut, permintaan yang masih menurun juga membuat stok barang jadi di sektor manufaktur tercatat meningkat.

Sementara dari sisi harga, Covid-19 terus menyebabkan kenaikan biaya input dan output. Kenaikan harga bahan baku membuat akselerasi inflasi harga input yang tercepat sejak Januari 2014. Perusahaan masih meneruskan sebagian beban biaya kepada klien sehingga biaya output juga tercatat menguat.

 

Tags : Manufaktur , PMI

Berita Terkait