Sinyal Agresif The Fed Berdampak ke Pelemahan Rupiah

| Selasa, 22/03/2022 11:03 WIB
Sinyal Agresif The Fed Berdampak ke Pelemahan Rupiah Karyawan Bank Tunjukkan Uang Pecahan Rupiah Rp50.000 dan Rp100.000 (Foto: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Dalam beberapa pekan terakhir, The Federal Reserve (The Fed) telah memberikan sinyal lebih agresif untuk menaikkan suku bunga acuan.

Gubernur The Fed, Jerome Powell meminta kenaikan suku bunga agar negara bisa mengkontrol laju inflasi serta menyelamatkan pengeluaran konsumsi kelas menengah kebawah.

Powell bahkan sempat mengisyaratkan agar suku bunga dinaikkan sampai 6 kali secara bertahap pada tahun ini.

Peringatan dini itu berdampak ke mata uang rupiah terhadap dolar AS. Bloomberg, mencatat kurs rupiah pada pukul 10.58 melemah 16,5 poin atau 0,12% ke level Rp14.353 dari posisi penutupan Rp14.336.

"Dalam suatu konferensi ekonomi semalam, Powell menjelaskan bahwa inflasi di AS sudah terlalu tinggi dan The Fed akan melakukan kebijakan apapun untuk mengendalikan inflasi termasuk kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif dan kebijakan pengetatan lainnya," kata Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra  dalam keterangan tertulis, Selasa pagi.

Pada rapat terakhir di bulan Maret ini, The Fed menaikan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. The Fed bisa bertindak lebih agresif dengan menaikan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada rapat selanjutnya. 

Selain itu, ada kabar bahwa pemerintahan di Uni Eropa kemungkinan akan mengikuti AS untuk melarang impor minyak mentah dari Rusia.

Kabar ini mendorong kembali kenaikan harga minyak mentah. Kenaikan harga minyak mentah ini mendorong kembali risiko inflasi global. 

"Dan kekhawatiran inflasi ini bisa menekan harga aset berisiko," ujar Ariston.

"Sementara dari dalam negeri belum ada sentimen baru," tandas Ariston.

 

Tags : The Fed , Suku Bunga , Kurs Rupiah

Berita Terkait