Harga CPO Turun Pasca Jokowi Cabut Larangan Ekspor

| Jum'at, 20/05/2022 11:31 WIB
Harga CPO Turun Pasca Jokowi Cabut Larangan Ekspor Sektor Perkebunan Kelapa Sawit (Doc: Indonesia)

RADARBANGSA.COM - Harga minyak kelapa sawit melemah pasca Presiden Jokowi mencabut larangan ekspor sawit.

Mencatat laporan Bloomberg, kontrak berjangka minyak sawit telah turun hampir 6% minggu ini. Diperkirakan harga minyak sawit akan turun ke 5.000 ringgit (USD1.135) per ton pada Juli atau Agustus karena pasokan yang cukup di pasar.

Sementara itu harga minyak sawit berjangka di Kuala Lumpur terakhir diperdagangkan pada 6.000 ringgit per ton pada Kamis malam.

Pedagang veteran Dorab Mistry memperkirakan awal bulan ini bahwa minyak sawit dapat turun menjadi 5.000 ringgit pada bulan Juni dan menjadi 4.000 ringgit pada bulan September setelah Indonesia melonggarkan larangan ekspornya dan perang di Ukraina terselesaikan.

Senagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo pada Kamis malam menyatakan bahwa ekspor dapat dilanjutkan mulai 23 Mei, setelah mempertimbangkan perbaikan pasokan dan harga dalam negeri, serta 17 juta pekerja di industri tersebut.

Larangan Indonesia, yang diberlakukan sejak 28 April, sejak perang Rusia-Ukraina, yang menghambat ekspor minyak bunga matahari dan memperburuk kekurangan pasokan minyak nabati global. Langkah Indonesia mendorong harga lebih tinggi lagi.

“Banyak kehancuran permintaan telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir karena kelapa sawit menjadi mahal,” kata Tajgir Rahman, manajer umum perdagangan minyak dan gandum di Savola Foods, seperti idkutip Bloomberg, Jumat 20 Mei 2022.

Data dari surveyor kargo menunjukkan ekspor minyak sawit Malaysia ke India dan China, dua negara pengimpor terbesar, menyusut pada paruh pertama Mei bahkan ketika pengiriman secara keseluruhan naik.

Harga tinggi telah menahan permintaan dari kedua negara, dengan situasi China yang diperburuk oleh penguncian Covid yang ketat.

 

Tags : Minyak Sawit , CPO

Berita Terkait