Permintaan Batubara Diprediksi Masih Tinggi

| Selasa, 30/01/2024 13:18 WIB
Permintaan Batubara Diprediksi Masih Tinggi Komoditas Batubara (Foto: Porto News)

RADARBANGSA.COM - Menatap ke depan, meskipun pemerintah Indonesia memiliki visi untuk meningkatkan bauran energi terbarukan, namun permintaan akan batubara diprediksi masih tetap tinggi dalam jangka pendek.

Hal ini terlihat mengingat sekitar 37.000 MW dari 73.000 MW kapasitas pembangkit listrik terpasang di Indonesia pada tahun 2022 masih disumbangkan oleh batubara. Angka ini mewakili kontribusi sebesar 51%.

"Selama lima tahun terakhir, volume produksi industri pertambangan batubara Indonesia berhasil tumbuh rata-rata 5% per tahun," kata Head of Research Team PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Robertus Hardy dan keterangan tertulis, Selasa 30 Januari 2024. 

Operasi pertambangan batubara dan mineral lainnya sangat bergantung pada bahan bakar berkualitas tinggi, yang harus dikirimkan tepat waktu untuk menjamin fungsi berkelanjutan mesin berat dalam produksi. 

Hingga Maret 2023, Indonesia hanya memiliki 28 stasiun pengisian bahan bakar per satu juta orang, yang merupakan yang terendah di kawasan ini dibandingkan dengan Thailand (380), Malaysia (117), dan Filipina (67). 

"Hal ini memberikan lebih banyak peluang pertumbuhan bagi pemain dalam bisnis distribusi bahan bakar untuk pasar massal ritel, termasuk Pertamina, AKR, BP-AKR, dan Shell, terutama menyusul kepergian Petronas dan Total dalam beberapa tahun terakhir," ujar Robertus.

Asam Sulfat dan Natrium Hidroksida adalah dua bahan kimia dasar yang sangat penting dalam proses peleburan nikel dan alumina. Menyusul implementasi larangan ekspor bijih nikel pada Januari 2020, untuk mendorong pengembangan industri hilir logam dasar, pemerintah juga telah meningkatkan tarif ekspor atau melarang total ekspor bijih mineral lain, termasuk tembaga, bauksit, dan timah. 

Dalam tiga tahun terakhir hingga 2023, lebih dari 10 smelter nikel baru telah mulai beroperasi secara komersial. Melihat ke depan, hingga 2030, ada rencana untuk lebih dari 10 smelter nikel tambahan untuk memulai operasi komersial mereka.

"Oleh karena itu, kami melihat peluang signifikan bagi perusahaan yang bergerak dalam distribusi bahan kimia dasar untuk terus tumbuh dalam jangka panjang," tambah Robertus. 

 

Tags : Batubara , PLTU

Berita Terkait