Kadin Jatim: Tarif Trump Bisa Jadi Peluang Emas Ekspor RI

RADARBANGSA.COM - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menilai kebijakan tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Indonesia bukan semata ancaman, melainkan peluang strategis bagi ekspor nasional.
Ketua Umum Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, menyebut kebijakan tersebut memang memberikan tekanan terhadap industri ekspor utama seperti tekstil, alas kaki, elektronik, dan furnitur.
Namun, Indonesia dinilai masih diuntungkan karena mendapat tarif lebih rendah dibanding negara pesaing seperti Vietnam (46%), Bangladesh (37%), Thailand (36%), dan Kamboja (49%).
“Ini situasi paradoksal. Di tengah tekanan tarif global, Indonesia justru menjadi pilihan yang lebih kompetitif bagi pasar Amerika,” ujar Adik, Selasa (8/7/2025).
Menurut Adik, dampak kebijakan ini terhadap perekonomian nasional memang tidak ringan, seperti potensi penurunan PDB sebesar 0,5 persen dan pelemahan nilai tukar hingga Rp17.217 per dolar AS.
Meski begitu, Indonesia tetap memiliki peluang besar untuk merebut pasar ekspor bernilai miliaran dolar karena selisih tarif yang lebih menguntungkan.
“Dengan tarif lebih rendah, perusahaan-perusahaan Amerika cenderung memilih Indonesia sebagai mitra. Ini momentum yang harus dimanfaatkan,” lanjutnya.
Jawa Timur disebut sebagai wilayah yang sangat siap menghadapi peluang tersebut.
Klaster industri tekstil, sepatu, dan furnitur tersebar di berbagai daerah seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, dan Malang, dengan dukungan infrastruktur pelabuhan internasional seperti Tanjung Perak dan Gresik.
Adik memperkirakan, nilai ekspor Jatim bisa meningkat hingga 3 miliar dolar AS melalui pengalihan pasar dari Vietnam, serta tambahan ratusan juta dolar dari pasar Bangladesh dan Thailand.
Bahkan, Indonesia dinilai berpotensi naik dari peringkat kelima menjadi ketiga sebagai eksportir tekstil terbesar ke AS, dengan Jawa Timur sebagai kontributor utama.
Meski demikian, Adik mengingatkan akan adanya persaingan ketat, terutama dari Malaysia yang hanya dikenai tarif 24% dan berpotensi unggul di sektor elektronik.
Ia menegaskan pentingnya percepatan kebijakan industri, peningkatan efisiensi dan kualitas produksi, serta kejelian membaca dinamika pasar global sebagai langkah strategis ke depan.
“Tarif ini memang mengguncang kawasan Asia, tetapi bagi Indonesia — khususnya Jawa Timur — ini adalah peluang untuk bukan sekadar bertahan, melainkan bangkit dan merebut posisi strategis di industri kawasan,” pungkasnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Ratusan Guru di Indonesia Datang ke Banyuwangi Bahas Penguatan Pendidikan Antardaerah
-
Soal Tarif 32 Persen AS, PKB Minta Pemerintah Gerak Cepat Lindungi Industri Tanah Air
-
Kadin Jatim: Tarif Trump Bisa Jadi Peluang Emas Ekspor RI
-
Pemprov Jabar Luncurkan Buku Panduan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
-
Gubernur Jakarta Siap Bantu Daerah Penyangga Atasi Banjir