Fakta Film Berbahasa Sunda "Before, Now & Then (Nana)" di Berlinale 2022

RADARBANGSA.COM - Sutradara “Before, Now, and Then (Nana)” Kamila Andini dan jajaran kru film terlihat menawan ketika menghadiri acara Berlin International Film Festival atau dikenal dengan Berlinale 2022 yang diunggah melalui akun media sosial resmi Berlinale @berlinale pada Minggu, 13 Februari 2022.
Beberapa wajah yang tidak asing dalam perfilman Indonesia seperti Happy Salma, Laura Basuki dan Ibnu Jamil ikut menghadiri acara tersebut. Dalam unggahan tersebut Barlinale juga menampilkan deretan figur perfilman Internasional Juliette Binoche dan Vincent Lindon.
Berlin International Film Festival atau dikenal juga dengan sebutan Berlinale adalah festival film bergengsi yang telah diadakan sejak tahun 1951. Festival ini rutin diadakan pada bulan Februari dengan lebih dari 65.000 pengunjung tiap tahunnya, menjadikan festival ini sebagai salah satu festival film terbesar dunia yang sangat dinanti-nanti pelaksanaannya.
Film Before, Now & Then terpilih untuk tayang perdana di Berlinale 2022. Tahun ini, Berlinale akan digelar secara offline pada tanggal 10 - 20 Februari 2022. Berikut fakta menarik tentang film “Before, Now, and Then (Nana)”.
1. Sutradara Kamila Andini Perempuan Asal Indonesia
Setelah tahun lalu sukses dengan film `Yuni` Kamila Andini bersama rumah produksi Fourcolours films kembali mengharumkan nama Indonesia dengan membawa film terbarunya “Before, Now, and Then (Nana)” dalam Festival Film Berlin 2022.
Kamila Andini juga menjadi sutradara perempuan kedua dari Indonesia yang berkompetisi di Berlinale. Sebelumnya, ada Sofia WD dengan film "Badai Selatan" di tahun 1962.
2. Terinspirasi dari satu bab dalam roman autobiografi berjudul "Jais Darga Namaku" karya Ahda Imran.
Film “Before, Now, and Then (Nana)” terinspirasi dari salah satu bab dalam roman autobiografi berjudul “Jais Darga Namaku” karya Ahda Imran.
Roman autobiografi sebanyak 517 halaman tersebut dituliskan Ahda Imran dengan dengan sudut pandang orang pertama. Ia menuliskannya mulai dari masa remaja Jais di Bandung di periode 1970-an yang mengikuti teater dan sempat bermain film. Lalu masa di Jakarta saat mulai mengenal seni rupa.
Roman autobiografi tersebut menuturkan perjalanan hidup Jais Darga, seorang art dealer internasional pertama di Indonesia dan kedekatannya dengan sang ibu, Raden Nana Sunani.
Salah satu bab yang menceritakan tentang Raden Nana Sunani itulah yang dikembangkan dan diadaptasi oleh Kamila Andini menjadi film berjudul “Before, Now, and Then (Nana)” ini.
3. Berlatarkan Indonesia era 50-an, mengkisahkan perempuan pasca kemerdekaan Indonesia
Before, Now & Then (Nana) adalah film periodik drama yang berlatarkan di Indonesia era `50-an, pasca kemerdekaan. Film mengangkat kisah seorang perempuan bernama Nana dan keluarganya.
4. Dibintangi Happy Salma sekaligus sebagai co-producer
Film ini dibintangi oleh Happy Salma, Laura Basuki, dan Ibnu Jamil. Selain memainkan peran utama sebagai "Nana", Happy Salma juga berperan sebagai co-producer dalam film ini.
Happy Salma, pendiri sekaligus direktur dari Titimangsa menduduki kursi produser pendamping untuk film ini. Titimangsa sebelumnya banyak memproduksi seni pertunjukan seperti Rumah Kenangan, Aku Istri Munir dan juga Bunga Penutup Abad.
“Before, Now & Then (NANA)” merupakan proyek film yang disiapkan sejak tahun 2018, diproduksi oleh Fourcolours Films yang terkenal sejak memproduksi film panjang Siti, Film Terbaik FFI 2015 karya Eddie Cahyono.
5. Berkompetisi dengan banyak film karya sutradara ternama di Dunia dalam Berlinale 2022
Before, Now & Then (Nana) berhasil lolos dan terseleksi dalam program kompetisi utama Berlinale yang merupakan program inti dari festival. Total 18 film terpilih akan berkompetisi untuk memperebutkan penghargaan Golden Bear dan Silver Bear.
Dengan visi merangkul keragaman sinema dan cakupan produksinya yang luas di abad ke-21 ini, program kompetisi ini memiliki tujuan untuk memberi kejutan, menghibur, serta memperkaya tontonan padapara penonton dan profesional industri.
Mengutip cantika.com, Carlo Chatrian, Artistic Director Berlinale, memberikan pujian untuk film “Before, Now & Then (NANA)”, Film ini adalah proyek yang sangat ambisius tanpa kehilangan perspektif perempuan yang berhubungan dengan masa lalu Indonesia dengan pendekatan pribadi dan orisinal. Cerita dijalin dengan perasaan yang tidak bisa kita hindari dengan cara bertutur melodrama seiring dengan penggunaan musik".
Film tersebut nantinya akan berkompetisi dengan banyak film karya sutradara ternama dunia, seperti Carla Simon, Claire Denis, Rithy Panh, Denis Cote, Paolo Taviani, Ulrich Siedl, Andreas Dresen, Hong Sang Soo, Isaki Lacuesta, dan François Ozon.
6. Film berbahasa sunda habis terjual di Berlinale 2022
Before, Now & Then (NANA) bercerita tentang seorang perempuan Indonesia yang hidup di daerah Jawa Barat di era 1960-an yang diangkat dari sebuah kisah nyata kehidupan Raden Nana Sunani. Kisah seorang perempuan yang melarikan diri dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah dan anak.
Ia lalu menjalani hidup barunya bersama seorang menak Sunda hingga bersahabat dengan salah satu perempuan simpanan suaminya. Sesuai latar tempatnya, film ini akan menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa utama yang dipakai di film.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Sasar Gen-Z, PKB Rekrut Presiden BEM jadi Instruktur Kaderisasi
-
Legislator PKB, Chusnunia: Desa Wisata Harus Menjadi Perhatian RUU Kepariwisataan
-
Emas Antam 16 Juli Dijual Rp1,908 Juta per Gram
-
Timnas Indonesia Ditantang Filipina di Laga Pembuka SEA V League 2025
-
Sekolah Rakyat di Banyuwangi Dimulai, Siswa Langsung Tinggal di Asrama