Ketulusan Alfiah Rawat Pengungsi di Kalideres Membuat Karding Terharu

| Jum'at, 16/03/2018 16:24 WIB
Ketulusan Alfiah Rawat Pengungsi di Kalideres Membuat Karding Terharu Tokoh nasional, Abdul Kadir Karding mengapresiasi perjuangan dan ketulusan Ibu Alfiah merawat pengungsi asal Afghanistan dan Sudan di Kalideres (dok @Kadir_Karding)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ibu Alfiah, tidak banyak orang yang mengenal pensiunan guru asal Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah ini. Namun jasa dan perjuangannya sepatutnya diapresiasi oleh siapapun.

Ya, Alfiah adalah salah satu perantau yang hidup diantara gegap gempita suasa Megapolitan Jakarta. Sejak pensiun, Alfiah memutuskan untuk tinggal di daerah Kalideres, Jakarta Barat, tak jauh dari Rumah Detensi Imigrasi.

Disinilah awal mula kisahnya yang sangat menggugah hati siapapun. Alfiah aktif mendampingi puluhan pencari suaka asal Afganistan dan Sudan yang hidup menggelandang tak jauh dari kediamannya itu.

Sebelumnya, para pencari suaka tersebut tinggal selama setahun di kantor Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, dan beberapa tempat lain di Indonesia.

Akan tetapi, karena tidak ada kejelasan mengenai status suaka mereka, para pengungsi itu pun kemudian pindah ke dekat Rudenim Jakarta dan kini hidup menggelandang di Kalideres.

Kehadiran para pencari suaka ini lalu memantik iba Alfiah untuk turut membantu, terutama bagi anak-anak dan orang tua jompo yang juga cukup banyak jumlahnya.

Dalam sebuah perbincangan dengan tokoh nasional, Abdul Kadir Karding, Alfiah mengisahkan perjuangannya membantu para pencari suaka itu.

“Saya kasihan melihat mereka pak. Tidur hanya beralas kardus dan beratap terpal di atas trotoar sempit. Enggak tega saya,” kaya Alfiah kepada Karding, Rabu 14 Maret 2018.

Puluhan pengungsi pencari suaka asal Afghanistan dan Sudan tersebut memang sejak sebulan terakhir menjadi penghuni trotoar. Bukannya tanpa alasan, mereka datang ke Indonesia lantaran perang yang terus berkecamuk di negaranya.

Menurut Alfiah, bagi para pengungsi yang dewasa dan masih sehat bisa jadi lebih mudah untuk bertahan hidup di tengah kota Jakarta. Namun berbeda dengan anak-anak yang tentu membutuhkan belas kasih lebih dari sesama.

Terlebih lagi, lanjut Alfiah, ketika melihat para jompo yang justru ikut terlunta-lunta dengan kondisi fisik yang lemah.

“Saya relakan rumah saya dipakai oleh saudara kita para pengungsi itu pak. Kalau sore biasanya juga dibuat pengajian dan tempat main anak-anak pengungsi itu,” imbuh Alfiah.

Mendengar pengakuan Alfiah ini, Karding pun sempat menitikkan air mata. Ia terharu dengan ketulusan Alfiah merawat dan juga mengorbankan hartanya untuk anak-anak dan para jompo itu.

Bagi Karding, Alfiah adalah sosok yang layak diapresiasi. Ketulusannya menjadi bukti bahwa budaya Indonesia itu santun, beradab kepada sesama, terutama bagi mereka yang membutuhkan seperti para pencari suaka tersebut.

“Semoga berkah dan ketulusan ibu untuk berbagi dan menolong sesama memberi inspirasi kepada generasi-generasi muda seperti saya,” kata Karding.

Tags : Abdul Kadir Karding , Kalideres , Pengungsi

Berita Terkait