Ingatkan Bahaya Radikalisme, Gus Yusuf: Hati-Hati Memilih Pesantren

| Kamis, 10/10/2019 17:45 WIB
Ingatkan Bahaya Radikalisme, Gus Yusuf: Hati-Hati Memilih Pesantren KH Yusuf Chudlori (Ketua DPW PKB Jawa Tengah). (Foto: Nu Online)

SEMARANG, RADARBANGSA.COM - Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo, Magelang, KH M. Yusuf Chudlori atau yang akrab disapa Gus Yusuf menjadi pembicara utama dalam acara Mujahadah dan Tabligh Akbar Menyongsong Hari Santri Nasional (HSN) 2019 di Masjid Al Husna, Semarang, Senin, 7 Oktober 2019 lalu. Dalam taushiahnya, ia mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati di dalam memilih pesantren.

"Kalau mau memondokkan putra-putrinya harus pilih pesantren yang jelas. Jelas pesantrennya, jelas masyayikh-nya (guru, ustadz dan kiainya). Selain itu, juga jelas ajaran aqidahnya yakni Ahlussunnah wal Jamaah," kata Gus Yusuf.

Baca Juga: Dugaan Penghinaan Terhadap Banser, Gus Yusuf Ajak Jaga Kondusifitas Demi Agenda Nasional

Kiai muda ini melanjutkan, memilih tempat belajar bagi anak merupakan hal yang sangat penting. Hal itu, lantaran pada saat ini banyak bertebaran paham-paham radikalisme yang menyusup. Oleh karena itu, pesantren yang akan dipilih untuk tempat belajar agama harus jelas dan tidak mengajarkan paham yang melenceng.

Paham radikalisme, menurut dia sangat berbahaya. Berbagai cara mereka tempuh untuk bisa memengaruhi dan mengubah akidah yang sudah ditanam sejak kecil. Biasanya, mereka (para radikalis) akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak atau biasa kita dengar dengan istilah jebakan batman.

"Jangan sampai kita kena jebakan batman. Tiga pertanyaan yang biasanya dilemparkan, baik mana antara Al-Qur’an dan Pancasila? Baik mana antara Jokowi dan Nabi Muhammad? Kemudian, baik mana antara negara Islam atau negara kafir?" kata dia menyontohkan.

Ketiga pertanyaan ini menurut Gus Yusuf, tidak perlu dijawab. Karena ini merupakan pertanyaan yang menjebak. Dijelaskan lebih lanjut olehnya, bahwa pancasila dan Al-Qur’an tidak bisa dipertentangkan. Karena, sila yang ada dalam pancasila mengadopsi dari Al-Qur’an. Tidak ada satu sila pun yang bertentangan dengan Al-Qur’an.

"Indonesia bukan negara agama tapi negara beragama. Indonesia bukan negara Islam dan bukan negara kafir, tapi negara Pancasila," tegasnya.

Baca Juga: Gus Yusuf: Terima Kasih Masyarakat Jateng dan Warga NU

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PRIMA DMI) Jawa Tengah, Ahsan Fauzi mengungkapkan, PRIMA DMI Jateng merupakan wadah berhimpunnya remaja masjid di Jateng. Pihaknya, ingin mempersatukan pemuda remaja masjid melakukan kegiatan positif baik di masjid, sekolah, universitas dan lain-lainnya. Tujuannya adalah untuk membentengi pemuda dari paham radikalisme dan pengaruh narkoba atau minuman keras.

Ke depan, sambung dia, kegiatan ini tidak hanya pengajian. Rencananya, mereka juga akan menggelar kegiatan yang sifatnya menghibur seperti musik, band, nasyid dan lain sebagainya.

"Kami sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Tidak menutup kemungkinan, kegiatan tidak hanya berupa pengajian saja. Namun, kita gelar dengan kegiatan-kegiatan olahraga, seni dan budaya yang sifatnya menghibur dan positif, seperti kegiatan out bond, latihan kepemimpinan, penanaman nilai-nilai kebangsaan dan lainnya. Di sela kegiatan tersebut nanti disisipi tausiah," katanya.

Sebelum tausiah tabligh alkbar oleh Gus Yusuf, jamaah diajak mujahadah dan membaca Asmaul Husna yang dipimpin langsung oleh pengasuh Majelis Khidmah Al Asmaul Husna, KH Amjad Al Hafidz.

Tags : Gus Yusuf , Radikalisme , Pesantren , Mujahadah

Berita Terkait