Berilmu Juga Harus Berdzikir

| Minggu, 29/12/2019 20:45 WIB
Berilmu Juga Harus Berdzikir Pendiri Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSIST), Hamid Fahmy Zarkasyi

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menjelang akhir tahun, ada baiknya jika meluangkan waktu sejenak untuk memikirkan fenomena keagamaan yang telah banyak terjadi di lingkungan Masyarakat Indonesia. Jika ditelusuri lebih lanjut, agaknya terlalu banyak fenomena keagamaan yang menyangkut nama umat muslim.

Hal ini juga diiringi dengan maraknya istilah yang sempat berlalu lalang di telinga kita seperti sekulerisme, liberalisme, radikalisme, pluralisme, toleran - intoleran. Ragam istilah ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana menjadi umat muslim yang benar, yang beperilaku baik kepada Allah dan juga sesama. Karena hidup ini selain untuk menyembah kepada Allah juga untuk berbuat baik terhadap sesama manusia yang juga merupakan sumber pahala itu sendiri.

Menjadi seorang muslim yang mendekati sempurna tentu tidak mudah. Bahkan mungkin tidak ada, kecuali Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam yang telah di istimewakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Terkadang menjadi saleh saja tidak cukup, tapi juga harus baik. Sedang baik saja juga tidak cukup, tapi harus memiliki pola pikir yang benar.

Umat Muslim juga diharuskan menuntut ilmu. Wajib diketahui bahwa penghargaan Islam terhadap ilmu pengetahuan sangat luar biasa. Hingga dikatakan dalam sebuah hadits bahwa barang siapa mencari ilmu, maka pahalanya seperti orang shalat semalam suntuk.

Namun ilmu saja tentu tidak cukup. Pendiri Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSIST), Hamid Fahmy Zarkasyi mengatakan bahwa berilmu juga harus diiringi dengan pola pikir yang benar, santun dan beradab. Dirinya menambahkan bahwa satu - satunya hal yang bisa dijadikan landasan berpikir dan berperilaku oleh umat muslim adalah Alquran.

“Alquran itu adalah “huda-l-lilmuttaqin” petunjuk untuk orang yang bertakwa dan ini berlaku untuk siapa saja baik untuk orang awam ataupun untuk seorang profesor” tandasnya.

“Sayangnya saat ini ada banyak orang yang berpikir tapi tidak berdzikir,” tegas Hamid saat menyampaikan Pidato Akhir Tahun di Kantor INSIST, Jakarta, 22 Desember 2019. Dengan belajar Alquran, manusia akan menjadi orang terpelajar dan tentunya agar sempurna pemahamannya tersebut, maka setiap individu harus mengamalkan apa - apa yang terkandung dalam ayat tersebut.

“Di dalam Alquran terdapat tiga hal: Syari`ah (islam), Aqidah (iman), Akhlak (ihsan). Ketiganya adalah worldview. Ini bisa mendeteksi perilaku manusia yang belum pas seperti intelektual, spiritual, emosionalnya. Nanti akan banyak kita temukan manusia yang syariatnya sudah betul tapi perilakunya belum, ini nanti bisa dideteksi lewat tiga hal ini,” tambahnya.

Hamid menjelaskan inti dari Alquran adalah tauhid. Alquran yang dibawa oleh para ulama dari Jazirah Arab itu sangat bermanfaat dan luar biasa.

“Para ulama ini membawa Agama Islam ke Persia, India dan Andalusia sedang ulama tersebut tidak pernah kembali ke Arab dengan membawa apapun. Ulama - ulama ini justru hidup, menghidupi dan membangun peradaban ditempat tempat baru. Hal inilah yang disebut “Tu’ti ukulaha kulla hinin biidzni robbiha,” ujarnya.

Kutipan tersebut kira kira bermakna “Maka Orang - Orang Mukmin itu seperti pohon yang bagus yang keimanan mereka seperti buah yang dapat memberikan manfaat kepada umat manusia dengan seizin Tuhannya”.

Tags : Berilmu , Berdzikir , Hamid Fahmy Zarkasyi

Berita Terkait