Kapan Sujud Sahwi Dilakukan

| Rabu, 10/02/2021 16:52 WIB
Kapan Sujud Sahwi Dilakukan sujud sahwi (doc: Islam.nu.or.id)

RADARBANGSA.COM - Ketika seseorang lupa atau ragu saat melaksanakan salat, sujud sahwi menjadi kesunnahan yang bisa dilakukan agar tak harus mengulangi kembali salatnya. Dalam kitab Hasyiyah al-Bujairami dijelaskan, ada lima sebab sujud sahwi perlu dilakukan saat salat, yaitu:

 وأسبابه خمسة ، أحدها ترك بعض .ثانيها : سهو ما يبطل عمده فقط . ثالثها : نقل قولي غير مبطل . رابعها : الشك في ترك بعض معين هل فعله أم لا ؟ خامسها : إيقاع الفعل مع التردد في زيادته

“Sebab kesunnahan melakukan sujud sahwi ada lima. Yaitu meninggalkan sunnah ab’ad, lupa melakukan sesuatu yang akan batal jika dilakukan dengan sengaja, memindah rukun qauli (ucapan) yang tidak sampai membatalkan, ragu dalam meninggalkan sunnah ab’ad, apakah telah melakukan atau belum dan yang terakhir  melakukan suatu perbuatan dengan adanya kemungkinan hal tersebut tergolong tambahan” (Syekh Sulaiman al-Bujairami, Hasyiyah al-Bujairami, juz 4, hal. 495)

Mengutip NU Online, sujud sahwi tergolong sunnah muakkad, walaupun bahwa orang yang meninggalkan sujud sahwi dalam salat, tidak wajib mengulangi kembali salatnya, sehingga salat yang ia lakukan tetap dihukumi sah dan tidak menggugurkan kewajibannya. Terdapat 5 hal yang menyebabka sujud sahwi menjadi sunnah dilakukan,

Pertama, ketika meninggalkan sunnah ab’ad. Sunnah ab’ad dalam salat yaitu qunut, tasyahud awal, salawat pada Nabi pada saat tahiyyat, salawat pada keluarga Nabi pada saat tahiyyat akhir, dan duduk tasyahud awal. Kedua, lupa melakukan sesuatu yang dapat membatalkan salat bila dilakukan secara sengaja. Ketiga, memindah rukun qauli (ucapan) bukan pada tempatnya, sekiranya memindah rukun qauli ini bukan termasuk yang membatalkan salat. Seperti membaca Al-Fatihah pada saat duduk di antara dua sujud. Keempat, ketika ragu dalam meninggalkan sunnah ab’ad. Seperti seseorang ragu apakah telah melaksanakan qunut atau belum, maka dalam hal ini ia disunnahkan sujud sahwi, sebab pada hakikatnya (hukum asal) ia dianggap tidak melaksanakan qunut tersebut.

Dan terakhir ketika melakukan perbuatan yang tergolong sebagai tambahan. Seperti seseorang pada saat melaksanakan salat isya ragu apakah telah sampai rakaat ketiga atau sudah keempat. Maka dalam keadaan tersebut hitungannya harus berpijak pada rakaat ketiga, sehingga ia wajib untuk menambahkan satu rakaat lagi dan sebelum salam ia disunnahkan melaksanakan sujud sahwi, sebab salatnya berkemungkinan terdapat tambahan satu rakaat. Rasulullah SAW menjelaskan hikmah dari pelaksanaan sujud sahwi dan penambahan rakaat pada permasalahan tersebut:

إذا شك أحدكم فلم يدر أصلى ثلاثا أم أربعا فليلق الشك وليبن على اليقين وليسجد سجدتين قبل السلام ، فإن كانت صلاته تامة كانت الركعة ، والسجدتان نافلة له ، وإن كانت ناقصة كانت الركعة تماما للصلاة ، والسجدتان يرغمان أنف الشيطان

“Ketika kalian ragu, tidak ingat apakah telah melakukan salat tiga rakaat atau empat rakaat maka buanglah rasa ragu itu dan lanjutkanlah pada hal yang diyakini (hitungan tiga rakaat) dan hendaklah melakukan sujud dua kali sebelum salam. Jika salat tersebut sempurna maka tambahan satu rakaat dihitung (pahala) baginya dan dua sujud merupakan kesunnahan baginya, jika ternyata shalatnya memang kurang satu, maka tambahan satu rakaat menyempurnakan salatnya dan dua sujud itu untuk melawan kehendak syaitan.” (HR. Abu Daud

 

Tags : Salat , Sahwi , Sujud

Berita Terkait