Semoga Husnul Khatimah Kurang Tepat Diucapkan dalam Takziah

| Jum'at, 26/02/2021 15:37 WIB
Semoga Husnul Khatimah Kurang Tepat Diucapkan dalam Takziah Takziah (sumber: muslim.okezone.com)

RADARBANGSA.COM - Sebagai umat Islam kita disunahkan untuk bertakziah ketika ada seseorang yang meninggal, dengan mendoakan almarhum/almarhumah agar diampuni dosa dan juga diterima amal ibadahnya. Begitu pula bagi keluarganya untuk diberikan pahala kebaikan dalam masa dukanya dan diberikan kesabaran dalam menghadapi musibah. 

Seringkali ucapan doa "Semoga husnul khatimah" dilanturkan untuk almarhum/almarhumah, namun ucapan semoga husnul khatimah lebih tepat jika diucapkan kepada orang yang belum meninggal dunia, misalnya yang sedang sakit keras, dan disampaikan kepada keluarganya, agar ketika seseorang tersebut meninggal dalam keadaan husnul khatimah (penutupan akhir hidup yang baik dari seseorang).

Takziah sendiri berarti mendoakan kesabaran dan menyebutkan sesuatu yang bisa menghibur orang yang sedang berduka, meringankan kesedihannya dan membantu terhadap musibah yang dialaminya. Maka dari itu doa yang tepat diucapkan ketika ada seseorang yang meninggal dunia adalah kandungan doa takziah.

Imam Abû Bakr bin ‘Alî bin Muhammad Al-Haddâd Az-Zabîdî (wafat 800 H), seorang ulama mazhab Hanafiyah, dalam kitabnya Al-Jauharatun Nayyirah menjelaskan tentang redaksi takziah:

لَفْظُ التَّعْزِيَةِ: عَظَّمَ اللهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ، وَغَفَرَ لِمَيْتِكَ، وَأَلْهَمَكَ صَبْرًا، وَأَجْزَلَ لَنَا وَلَكَ بِالصَّبْرِ أَجْرًا، وَأَحْسَنُ مِنْ ذٰلِكَ: تَعْزِيَةُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِإِحْدَى بَنَاتِهِ كَانَ قَدْ مَاتَ لَهَا وَلَدٌ فَقَالَ: (إِنَّ لِهُِٰn مَا أُخِذَ، وَلَهُ مَا أُعْطِيَ، وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُّسَمَّى).

Artinya, ”Lafal Takziah: ’Semoga Allah membesarkan pahala padamu, memperbaguskan dukamu, memberikan ampunan bagi mayitmu, dan membimbingmu bersabar, dan semoga Dia memperbesar pahala sebab kesabaran kepada kami dan kepadamu’. Redaksi yang lebih bagus dari redaksi tersebut adalah ucapan takziah Rasulullah SAW kepada salah seorang putrinya yang berduka karena kematian putranya. Rasulullah bersabda, ’Sungguh bagi Allah apa yang Dia ambil, bagi-Nya apa yang telah Dia berikan, dan segala sesuatu yang ada pada sisi-Nya telah ditetapkan ajalnya.’” (Imam Az-Zabîdî, Al-Jauharatun Nayyirah Syarh Mukhtashar Al-Qudûrî fîl Furû‘il Hanafiyyah, [Beirut, Dârul Kutub Al-‘Ilmiyyah: 1971 M], halaman 274).

Sabda Nabi SAW yang berisi ungkapan takziah tersebut sebagaimana diriwayatkan dalam Sahih Al-Bukhari, Sahih Muslim dan Sunan An-Nasa`i. Dalam mengomentari sabda Nabi SAW ini, Imam An-Nawawî (631-676 H) menyatakan bahwa hadis tersebut merupakan kaidah-kaidah Islam paling agung (min a‘zhami qawâ‘idil Islâm) yang mencakup hal-hal urgen tentang pokok-pokok dan cabang-cabang agama, (ajaran) adab, kesabaran ketika terjadi musibah, keprihatinan, sakit, dan lain sebagainya.

Imam An-Nawawî, pemuka mazhab Syafi’iyah, lebih lanjut dalam kitabnya Al-Adzkâr memberikan penjelasan mengenai lafal takziah, dan ucapan-ucapan ta‘ziyah secara rinci sebagai berikut:

فَصْلٌ: وَأَمَّا لَفْظُ التَّعْزِيَةِ فَلَا حَجَرَ فِيْهِ، فَبِأَيِّ لَفْظٍ عَزَّاهُ حَصَلَتْ. وَاسْتَحَبَّ أَصْحَابُنَا أَنْ يَّقُوْلَ فِيْ تَعْزِيَةِ الْمُسْلِمِ بِالْمُسْلِمِ: أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ، وَغَفَرَ لِمَيْتِكَ. وَفِي الْمُسْلِمِ بِالْكَافِرِ: أَعْظَمَ اللهُ أَجْرَكَ، وَأَحْسَنَ عَزَاءَكَ؛ وَفِيْ الْكَافِرِ بِالْمُسْلِمِ: أَحْسَنَ اللهُ عَزَاءَكَ، وَغَفَرَ لِمَيْتِكَ؛ وَفِي اْلكَافِرِ بِالْكَافِرِ: أَخْلَفَ اللهُ عَلَيْكَ.

Artinya, ”Fasal. Adapun ungkapan takziah (belasungkawa, dukacita) maka tidak ada batasan baku sehingga dengan redaksi apapun yang menunjukkan rasa dukacita, maka takziah itu tercapai. Para kolega kami menganjurkan seorang Muslim dalam takziah kepada seorang Muslim sebab (keluarganya) seorang Muslim yang meninggal dunia, agar mendoakan, ’Semoga Allah membesarkan pahala Anda, memperbaguskan duka Anda, dan memberikan ampunan bagi mayit Anda.’ Dalam takziah kepada seorang Muslim sebab keluarga non-Muslimnya yang meninggal dunia, agar mendoakan: ’Semoga Allah membesarkan pahala Anda, memperbaguskan duka Anda’. Dan dalam takziah kepada seorang Non-Muslim sebab keluarganya seorang Muslim yang meninggal dunia, agar mendoakan: ’Semoga Tuhan memperbaguskan duka Anda, dan memberikan ampunan bagi mayit Anda’. Dan dalam takziah kepada seorang Non-Muslim sebab keluarganya Non-Muslim yang meninggal dunia, agar mendoakan: ’Semoga Tuhan menggantikan kebaikan bagi Anda’.” (Imam An-Nawawî, Al-Adzkârun Nawawiyyah, [Riyad, Dâru ibn Khuzaimah: 2001 M], halaman 304).

Doa yang dibaca dalam salat jenazah, pada dasarnya berisi semua doa yang cocok untuk diucapkan yaitu permohonan ampunan, rahmat (belas kasih), dan penghapusan dosa, sebagaimana dilihat berikut ini:

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ...

Artinya, ”Ya Allah curahkanlah ampunan kepadanya, limpahkanlah rahmat (kasih sayang) padanya, maafkanlah dia, dan hapuskanlah–dosa–darinya...”.

Tags : takziah , doa , Husnul Khatimah

Berita Terkait