Bolehkah Puasa Ramadan Ditumpangi Niat Puasa Lain?

| Kamis, 15/04/2021 16:11 WIB
Bolehkah Puasa Ramadan Ditumpangi Niat Puasa Lain? sumber: nu.or.id

RADARBANGSA.COM – Terdapat beberapa ibadah yang diperbolehkan digabung di dalam satu niat dan masing-masing akan di nilai sah dan mendapatkan pahala. Misalnya dalam puasa sunah senin kamis diperbolehkan juga dibarengi niat mengada puasa Ramadan. Atau dalam salat tahiyyatul masjid dapat diniati sekalian salat qabliyah Zuhur. Niat seperti demikian akan dihukumi sah ibadahnyamenjadi masing-masing tiap ibadah walaupun dibarengi pengerjaannya. Lantas bagaimana jika menumpangi niat puasa Ramadan?

Imam Nawawi menjelaskan dalam kitabnya al-Majmu’, Syarah al-Muhadzab, pada bulan Ramadan tidak sah melakukan puasa apa pun kecuali hanya untuk puasa Ramadan.

قال الشافعي والاصحاب رحمهم الله تعالي يتعين رمضان لصوم رمضان فلا يصح فيه غيره فلو نوى فيه الحاضر أو المسافر أو المريض صوم كفارة أو نذر أو قضاء أو تطوع أو اطلق نية الصوم لم تصح نيته ولا يصح صومه لا عما نواه ولا عن رمضان هكذا نص عليه وقطع به الاصحاب في الطرق الا امام الحرمين فقال لو أصبح في يوم من رمضان غير ناو فنوى التطوع قبل الزوال قال الجماهير لا يصح وقال أبو إسحاق المروزى يصح قال الامام فعلى قياسه يجوز للمسافر التطوع به والمذهب ما سبق

Artinya: “Menurut Asy-Syafi’i dan murid-muridnya rahimahumullah mengatakan, bulan Ramadan hanya boleh untuk puasa Ramadan. Pada bulan ini tidak diperkenankan puasa selainnya. Baik itu bagi orang yang sedang di rumah atau dalam bepergian, orang sakit, orang yang mempunyai tanggungan puasa kafarat, nazar, qadha, puasa sunah, atau puasa mutlak. Semuanya tidak sah. Baik puasa yang ia kehendaki maupun puasa Ramadannya itu sendiri justru juga tidak sah. Demikian redaksi tekstualnya sebagaimana yang diyakini oleh para murid Imam Syafi’i dari beberapa riwayat kecuali Imam al-Haramain.”


Jika Imam al-Haramain, ia menjelaskan, apabila ada orang sudah memasuki waktu subuh pada salah satu hari Ramadan sedang ia belum niat. Kemudian dia niat melakukan puasa sunah (di pagi bulan Ramadan itu) menurut mayoritas ulama, tidak sah. Sedangkan menurut Abu Ishaq al-Marwazi, puasa sunahnya sah. Namun menurut al-Imam, hal ini dianalogikan adalah bagi orang yang sedang bepergian boleh melakukan puasa sunah. Meskipun begitu, yang sesuai dengan kaidah madzhab adalah pendapat yang pertama tadi, yaitu tidak sah. (Abi Zakriya Muhyiddin bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’, Maktabah al-Irsyad, Jeddah, juz 6, halaman 315-316)


Pendapat al-Marwazi lalu dipatahkan oleh pendapat Al-Mutawalli. Menurut Al-Mutawalli, pada bulan Ramadan, orang yang pada malam harinya lupa tidak niat lalu terbangun siang dan lupa berniat, orang tersebut tetap diharuskan berpura-pura meniru seperti orang yang sedang berpuasa. Nah, pada level pura-pura melakukan ibadah seperti demikian, orang tidak boleh melakukan ibadah sejenis yang benar-benar ibadah.
Seperti kasus orang yang hajinya rusak. Ia tetap harus pura-pura memakai ihram. Dalam kepura-purannya ini, pada saat yang sama, di musim haji itu, ia tidak boleh melakukan ihram apa pun yang sahih.


Jadi, jika puasa dilakukan pada bulan selain Ramadan, orang bisa melakukan puasa kada, kafarat, nazar atau yang lainnya seraya digabung dengan puasa sunah, namun khusus untuk bulan Ramadan ini tidak boleh niat puasa apa pun selain puasa Ramadan. Kenapa puasa selain Ramadan tidak sah jika dijalani di bulan Ramadan? Imam Nawawi dalam kitab yang sama juga mengatakan:

لان الزمان مستحق لصوم رمضان فلا يصح فيه غيره

Artinya: Karena bulan itu hanya miliknya Ramadan, maka tidak sah puasa apapun selain Ramadan itu sendiri. (Ahmad Mundzir)

Demikianlah dari kesimpulan penjelasan di atas, baiknya bulan Ramadan di fokuskan untuk melaksanakan ibadah puasa hanya puasa wajib Ramadan, jika ingin menambah pahala, bisa dilakukannya ibadah lain seperti, salat tarawih dan membaca Alquran.

Tags : Puasa , Ramadan , Niat