Mengada Puasa Ramadan Sekaligus Berniat Puasa Syawal, Apakah Diperbolehkan?

| Senin, 24/05/2021 11:06 WIB
Mengada Puasa Ramadan Sekaligus Berniat Puasa Syawal, Apakah Diperbolehkan? Puasa

RADARBANGSA.COM - Puasa Syawal memang memiliki banyak keutamaan di dalamnya, banyak yang tidak ingin melewatinya. Bahkan terdapat anjuran untuk mengada puasa Syawal di bulan selanjutnya jika berhalangan tidak sempat MA laksanakan puasa di bulan Syawal.

Namun, bagi orang yang masih memiliki tanggungan puasa wajib Ramadan, dianjurkan untuk segera membayar utang puasanya, yaitu di bulan Syawal. Setelah selesai membayar kewajiban utang puasa Ramadan, barulah melanjutkan untuk berpuasa sunah Syawal.

ولو صام في شوال قضاء أو نذرا أو غير ذلك ، هل تحصل له السنة أو لا ؟ لم أر من ذكره ، والظاهر الحصول. لكن لا يحصل له هذا الثوابالمذكور خصوصا من فاته رمضان وصام عنه شوالا ؛ لأنه لم يصدق عليه المعنى المتقدم ، ولذلك قال بعضهم : يستحب له في هذه الحالة أنيصوم ستا من ذي القعدة لأنه يستحب قضاء الصوم الراتب ا هـ

Artinya, “Kalau seseorang mengada puasa, berpuasa nazar , atau berpuasa lain di bulan Syawal, apakah mendapat keutamaan sunah puasa Syawal atau tidak? Saya tidak melihat seorang ulama berpendapat demikian, tetapi secara zahir, dapat. Tetapi memang ia tidak mendapatkan pahala yang dimaksud dalam hadis khususnya orang luput puasa Ramadan dan mengada di bulan Syawal karena puasanya tidak memenuhi kriteria yang dimaksud. Karena itu sebagian ulama berpendapat bahwa dalam kondisi seperti itu ia dianjurkan untuk berpuasa enam hari di bulan Zulqadah sebagai kada puasa Syawal,” (Lihat Al-Khatib As-Syarbini, Mughnil Muhtaj, Beirut, Darul Marifah, cetakan pertama, 1997 M/1418 H, juz I, halaman 654).

Mengutip nu online, bagi yang berpuasa untuk membayar utang puasa Ramadan di bulan Syawal, ia akan tetap dinilai mengamalkan puasa sunah Syawal. Tetapi ganjaran yang didapat akan berbeda dengan yang disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW.

Namun, bagi mereka yang tidak berpuasa Ramadan tanpa halangan atau uzur, diharamkan bagi mereka untuk mengamalkan puasa sunah Syawal.

  وَقَضِيَّةُ كَلَامِ التَّنْبِيهِ وَكَثِيرِينَ أَنَّ مَنْ لَمْ يَصُمْ رَمَضَانَ لِعُذْرٍ أَوْ سَفَرٍ أَوْ صِبًا أَوْ جُنُونٍ أَوْ كُفْرٍ لَا يُسَنُّ لَهُ صَوْمُ سِتَّةٍ مِنْ شَوَّالٍ . قَالَ أَبُو زُرْعَةَ : وَلَيْسَ كَذَلِكَ : أَيْ بَلْ يُحَصِّلُ أَصْلَ سُنَّةِ الصَّوْمِ وَإِنْ لَمْ يُحَصِّلْ الثَّوَابَ الْمَذْكُورَ لِتَرَتُّبِهِ فِي الْخَبَرِ عَلَى صِيَامِ رَمَضَانَ . وَإِنْ أَفْطَرَ رَمَضَانَ تَعَدِّيًاحَرُمَ عَلَيْهِ صَوْمُهَا. وَقَضِيَّةُ قَوْلِ الْمَحَامِلِيِّ تَبَعًا لِشَيْخِهِ الْجُرْجَانِيِّ ( يُكْرَهُ لِمَنْ عَلَيْهِ قَضَاءُ رَمَضَانَ أَنْ يَتَطَوَّعَ بِالصَّوْمِ كَرَاهَةُ صَوْمِهَا لِمَنْ أَفْطَرَهُبِعُذْرٍ

Artinya, “Masalah di Tanbih dan banyak ulama menyebutkan bahwa orang yang tidak berpuasa Ramadan karena uzur, perjalanan, masih anak-anak, masih kufur, tidak dianjurkan puasa sunah enam hari di bulan Syawal. Abu Zurah berkata, tidak begitu juga. Ia tetap dapat pahala sunah puasa Syawal meski tidak mendapatkan pahala yang dimaksud karena efeknya setelah Ramada  sebagaimana tersebut di hadis. Tetapi jika ia sengaja tidak berpuasa di bulan Ramadan tanpa uzur, maka haram baginya puasa sunah. Masalah yang disebutkan Al-Mahamili mengikuti pandangan gurunya, Al-Jurjani. (Orang utang puasa Ramadan makruh berpuasa sunah, kemakruhan puasa sunah bagi mereka yang tidak berpuasa Ramadan karena uzur),” (Lihat Syamsuddin Ar-Ramli, Nihayatul Muhtaj, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah, cetakan ketiga, 2003 M/1424 H, juz III, halaman 208).

Melalui pemaparan penjelasan di atas, sebaiknya bagi yang memiliki utang puasa Ramadan untuk membayar utang puasanya terlebih dahulu. Setelah itu barulah mengamalkan puasa sunah Syawal.

 

Tags : Puasa , Ramadan , Syawal