Hari Santri 2017

Hari Santri 2017, Malnu Menes Gelar Ziarah hingga Apel dan Ikrar Setia NKRI

| Sabtu, 21/10/2017 14:15 WIB
Hari Santri 2017, Malnu Menes Gelar Ziarah hingga Apel dan Ikrar Setia NKRI Ratusan santri MALNU Pusat Menes khusuk lantunkan doa dalam ziarah masyayikh dan pendiri Malnu

MENES, RADARBANGSA.COM - Tanggal 22 Oktober adalah momentum yang cukup sakral bagi para santri di Tanah Air. Ya, tak lain karena secara resmi pemerintah menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Santri Nasional sejak tahun 2015 yang lalu melalui Kepres Nomor 22 tahun 2015.

Penetapan tersebut tentu sangat membanggakan, mengingat peran santri memang begitu nyata bagi bangsa Indonesia. Presidin Joko Widodo pun berujar Hari Santri adalah wujud penghargaan negara kepada para santri dan ulama yang ikut andil memperjuangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia.

“Ini (Hari Santri Nasional) adalah bagian dari the politic of recognition atau pengakuan negara atas jasa para kiai dan santri dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan,” kata Ketua Panitia Peringatan Hari Santri Nasional Perguruan Islam MALNU Pusat Menes, Gus Irfan Al-Hafidz, Sabtu 21 Oktober 2017.

Penanggungjawab acara Peringatan Hari Santri MALNU, Ustaz Ridlwan menjelaskan 22 Oktober 1945 menjadi pengingat bangsa, terutama santri, atas perjuangan dan semangat KH Hasyim Asy’ari dan tokoh bangsa lainnya mengumandangkan Resolusi Jihad menumpas penjajah.

“Inilah momentum sakti yang mampu menggerakkan para santri, pemuda dan masyarakat melawan kolonial yang berujung pada peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya,” tegas Ridlwan.

Oleh karena itu, Ridlwan berharap momentum Hari Santri dapat mejadi pelecut semangat santri untuk bangkit melanjutkan kepeloporan para kiai dalam mengisi kemerdekaan wujudkan cita-cita baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur.

Sementara itu, salah satu keluarga besar MALNU Pusat Menes, Ahmad Shofie Azzaki menuturkan, para santri atau juga kerap disebut kaum sarungan harus mampu mengambil peranan penting dalam setiap lini kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurut Shofie, peringatan Hari Santri berperan sebagai ruwatan nasional yang dipelopori oleh PBNU dalam rangka mengokohkan kembali spirit kebangsaan dan menauladani perjuangan para kiai dan ulama yang telah berkontribusi besar terhadap lahirnya sebuah negara bangsa merdeka.

“Karena itu, kemandirian santri yang menjadi ciri khas selama ini harus diperkuat melalui beragam kegiatan pemberdayaan dan harus dibekali keterampilan disegala bidang agar mampu unjuk kebolehan dan memenangkan persaingan global,” ucap Shofie.

Dalam hal ini, lanjut Shofie, point ke -6 Nawacita menjadi sangat relevan. Ketika pemerintah bertekad untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya, maka santripun harus dilibatkan.

“Agenda ini bisa digarap bersama para santri melalui pesantren. Hanya saja santri harus cukup bekal sejak belajar di pesantren, dan negara harus hadir dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Kepedulian dan kehadiran negara mutlak dibutuhkan untuk menyokong gerakan kemandirian kaum santri dan pesantren,” pungkasnya.

Untuk diketahui, rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional Perguruan Islam MALNU Pusat Menes diselenggarakan mulai tanggal 21-22 Oktober 2017. Kegiatan diawali dengan ziarah masyayikh dan pendiri Malnu dilakukan di Makam Syeikh Arsjad Tegal Menes, Syeikh Ajib Sangkan Bin Daud, KH. TB. Sholeh Kananga, KH. Mas Abdurrahman Bin Djamal Cikaliung, KH. Entol Muhamad Yasin Kaduhauq, KH. TB. Ma’ani Rusjdi, KH. Zidni Ma’ani Rusjdi, Syeikh Daud Cigondang, Syeikh Asnawi Caringin, Kyai Kholil Pani’is.

Setelah ziarah, kegiatan dilanjutkan dengan pembacaan 1 Milyar Sholawat Nariyah yang diselenggarakan di tiga majelis; Majelis Malnu Pusat Menes, Majelis Malnu Bonjer, dan Majelis Malnu Kadubangkong. Dan pada tanggal 22 Oktober 2017 besok, bakal digelar apel dan ikrar setia NKRI sebagai puncak kegiatan.

Tags : Hari Santri 2017 , 1 Miliar Shalawat Nariyah

Berita Terkait