Gus Mus Raih Yap Award, Cak Imin: Dawuh Gus Dur Terbukti!

| Kamis, 25/01/2018 10:14 WIB
Gus Mus Raih Yap Award, Cak Imin: Dawuh Gus Dur Terbukti! KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) (Foto: Priyambodo)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Anugerah penghargaan Yap Thiam Hien tahun 2017 yang diterima Budayawan Nasional, KH Ahmad Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus membuat sejumlah kalangan bangga, termasuk Panglima Santri Nusantara, A Muhaimin Iskandar.

Bahkan, menurut Cak Imin (sapaan akrab A Muhaimin Iskandar), Almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga dipastikan turut bangga dan bersyukur.

“Aku yakin sekali Gusdur pasti sangat bangga dan bersyukur karena Gusmus @s.kakung mendapatkan anugerah Yap Thiam Hien Award,” ujar Cak Imin di laman instagram pribadinya @cakimiNOW, Kamis 25 Januari 2018.

“Kira-kira komentar Gusdur begini ; Lha iyo tho.. terbukti kan wong NU ahire dadi rujukan.. Indonesia ini beres kabeh asal wong NU sing mimpin,” sambung Cak Imin.

Cak Imin menjelaskan, ungkapan Gus Dur tersebut telah dilontarkan Gus Dur jauh sebelum ia menjadi Presiden. “Kalimat itu yang selalu diucapkan sejak sepuluh tahun sebelum beliau jadi Presiden... Allohumma irhamhu ...Alfatihah...,” pungkas Cak Imin.

Ya, Gus Mus sampai saat ini terbukti telah menjadi rujukan siapapun dalam hal kemanusiaan sesuai dengan dawuh Gus Dur. Karya-karya seninya terbukti memantik keteduhan ditengah ragam persoalan kebangsaan yang semakin kompleks.

Dawuhnya menyejukkan, puisinya menenteramkan, dan ceramahnya menambah khidmat persatuan dan kesatuan bangsa. Ia istiqomah perjuangkan kemanusiaan, rajut Indonesia, teduhkan Islam. Tentunya sejarah akan catat namanya.

Selain itu, penghargaan Yap Thien Hien untuk Gus Mus adalah kali pertama diterima seorang kiai. Gus Mus tercatat sebagai penerima penghargaan Yap Thiam Hien Award yang ke-77. Suatu bukti bahwa keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan adalah satu nafas.

 

Siapa Yap Thiam Hien?

Intensitas Gus Mus menggalakkan perjuangan memuliakan manusia melalui seni dan budaya memiliki kesamaan dengan semangat perjuangan Yap Thiam Hien.

Yap adalah tokoh Tionghoa yang lahir dan besar di lingkungan perkebunan feodalistis di Aceh. Dari situ ia berjuang mempertahankan diri dari cengkraman feodalisme kapitalis yang hampir tiap hari menghantui dirinya dan keluarganya.

Yap memang tidak menyukai kekuasaan. Dia menganut kepercayaan Lord Acton, bahwa kekuasaan cenderung korup. “Bilamana kekuasaan merajalela hampir tanpa batas, pada galibnya kepastian hukum akan lenyap dan rasa ketakutan mulai tertanam,” kata Yap.

Yap juga dikenal sebagai pembela Hak Asasi Manusia. Banyak terdakwa yang dibela Yap. Di era Orde Lama, Yap membela Liem Koe Nio yang dituduh melakukan tindak subversif ekonomi karena menimbun barang. Liem disinyalir sebagai tokoh Kuomintang, organisasi politik yang saat itu dibenci pemerintah Soekarno.

Berlanjut di zaman Orde Baru, Yap membela Dr Subandrio yang terlibat G30S/PKI. Kemudian tahun 1967, ia membela Direktur PT Quick yang katanya diperas oleh petugas. Yap pun sempat ditahan beberapa saat oleh aparat lantaran pembelaan ini.

Ia juga tercatat sebagai pendiri Dewan Kawasan HAM di Asia pada tahun 1980. Pada 1996, ia dan rekannya mendirikan Lembaga Pembela Hak Azasi Manusia (HAM). Bersama Adnan Buyung Nasution, pada tahun 1970 mereka merintis Lembaga Bantuan Hukum (LBH).

Nah, nilai-nilai perjuangan ‘ala’ Yap ini kemudian terdeteksi Yayasan Yap Thiam Hien. Ketua Yayasan Yap Thiam Hien Todung Mulya Lubis berujar, Gus Mus bukan hanya seorang ulama, tetapi juga pejuang HAM.

Todung menambahkan, Gus Mus adalah tokoh yang memiliki keteguhan dalam membangun moralitas kemanusiaan di tengah bangsa yang beragam, baik agama, budaya, sosial hingga adat istiadat.

"Dalam keadaan di mana keberagaman terancam, politisasi agama dan fundamentalisme menjalar ke seluruh negeri, kehadiran Gus Mus adalah pengingat bahwa kita adalah bangsa yang toleran," ujar Todung di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu 24 Januari 2018.

 

Tags : Gus Mus , Cak Imin , Gus Dur

Berita Terkait