Covid-19: Tujuh Juta Anak Afghanistan Berisiko Kelaparan

| Jum'at, 01/05/2020 13:24 WIB
Covid-19: Tujuh Juta Anak Afghanistan Berisiko Kelaparan Ilustrasi Warga Afghanistan Hadapi Resiko Kelaparan (Doc: Relief Web)

AFGHANISTAN, RADARBANGSA.COM - Di tengah Pandemi Covid-19 yang tidak kunjung mereda, harga barang-barang kebutuhan pokok di Afghanistan naik dengan cepat yang menyebabkan lebih dari tujuh juta anak-anak di Afghanistan beresiko kelaparan. Demikian laporan yang dikutip dari kantor berita BBC, Jumat 1 Mei 2020.

Organisasi Internasional Non Pemerintah (NGO), Save the Children menyampaikan Afghanistan menghadapi "badai kelaparan, penyakit, dan kematian" yang sempurna kecuali jika masyarakat dunia turut mengambil tindakan.

Lembaga amal mengatakan sepertiga dari populasi yang mencakup 7,3 juta anak-anak Afghanistan menghadapi kekurangan makanan. PBB baru-baru ini juga memasukkan Afghanistan dalam daftar negara-negara yang berisiko kelaparan.

Afghanistan telah menderita hampir dua dasawarsa sejak pasukan pimpinan AS menggulingkan Taliban pada tahun 2001, meninggalkannya dengan sistem perawatan kesehatan yang retak dan miskin.

Juru bicara Save the Children mengatakan harga makanan naik tepat pada saat anak-anak membutuhkan nutrisi harian yang cukup untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh mereka.

Bahkan sebelum pandemi itu diperkirakan lebih dari lima juta anak-anak Afghanistan membutuhkan suatu bentuk bantuan kemanusiaan. Survei PBB terbaru menunjukkan bahwa sekitar dua juta anak berusia di bawah lima tahun menghadapi kelaparan ekstrem.

Mengutip dari laporan Program Pangan Dunia (WFP), harga tepung terigu dan minyak goreng di pasar utama kota Afghanistan telah meningkat hingga 23% dalam sebulan terakhir karena permintaan melampaui pasokan. Biaya beras, gula dan pulsa meningkat antara 7% hingga 12%. Selain itu, upah buruh harian juga turun karena kebijakan ‘lockdown’ dan menyebabkan hilangnya pekerjaan.

Save The Children mengatakan dengan sedikitnya populasi dokter yang hanya sebesar 0,3 persen per 1.000 orang, anak-anak Afghanistan yang sakit dan kurang gizi tidak cukup menerima perawatan untuk menyelamatkan hidup mereka.

“Bagi banyak warga Afghanistan, dampak pandemi terbesar bukanlah virus itu sendiri, tetapi kelaparan yang disebabkan oleh tindakan ‘lockdown’ dan kerusakan jalur pasokan,” demikian pungkas Direktur Badan Amal, Timothy Bishop.

Tags : Afghanistan , Kelaparan

Berita Terkait